Hanafi, Perawat Warisan Intelektual Sukarno-pastor Belanda di Ende

Kamis 13 Mar 2025 - 22:40 WIB
Oleh: M. Riezko Bima Elko Prasetyo

Kiprah Biara Santo Yosef memang bukan hanya tentang pendidikan agama, tetapi juga tentang membangun jembatan antarumat. Bruder ingin memastikan bahwa toleransi dan kebersamaan terus terjaga, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Sukarno sebagai bapak proklamator kemerdekaan.

Selain mengirimkan guru ke pesantren, kerja sama lintas agama juga terwujud melalui berbagai kegiatan bersama, seperti perayaan hari besar keagamaan, diskusi antarkelompok, serta program sosial yang melibatkan umat Katolik dan Muslim.

BACA JUGA:Setelah BRICS, Indonesia Kejar Target Gabung ke OECD​​​​

Di Ende toleransi bukan sekadar kata, tetapi sebuah kenyataan yang hidup. Umat Muslim dan Katolik saling mendukung, baik dalam urusan pendidikan, pernikahan, maupun kegiatan keagamaan lainnya.

Sebagai seorang bruder yang ditahbiskan menjadi rohaniwan yang menjalani kaul kemiskinan, selibat dan ketaatan, Hanafi menyakini itulah yang membuat komunitas Katolik di Ende tetap harmonis sampai saat ini, dan menjunjung tinggi kelima butir mutiara Pancasila yang diwariskan Sukarno sebagai landasan berbangsa dan bernegara. (Antara)

Oleh: M. Riezko Bima Elko Prasetyo

Kategori :