BELITONGEKSPRES.COM - Mengajarkan anak berpuasa sejak dini sebaiknya dilakukan dengan pendekatan bertahap agar mereka memahami maknanya tanpa merasa tertekan. Mengenalkan suasana Ramadan, seperti berbuka puasa, sahur, dan salat Tarawih, bisa menjadi langkah awal yang efektif.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi, Harjoedi Adji Tjahjono, menekankan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang perlu dipahami anak.
"Berikan pemahaman sederhana tentang puasa dan buat suasana Ramadan menyenangkan dengan dukungan serta pujian," ujarnya dalam media briefing Ikatan Dokter Indonesia, Selasa, 4 Maret.
Kesalahan yang kerap dilakukan orang tua adalah memaksa anak berpuasa penuh sebelum mereka siap. Hal ini dapat menimbulkan tekanan hingga membuat anak trauma. Sebaliknya, Harjoedi menyarankan agar orang tua mengenalkan puasa secara alami, memberi contoh, dan melakukannya bersama-sama.
BACA JUGA:Buka Puasa Lebih Sehat, Coba 4 Resep Takjil Ramadhan dengan Air Fryer
BACA JUGA:Selamat Tinggal Bau Tak Sedap! Ini Cara Menjaga Kebersihan Mulut Selama Puasa
Sebagai tahap awal, anak bisa mulai berlatih berpuasa setengah hari sebelum beralih ke puasa penuh. Pendekatan ini memungkinkan mereka beradaptasi secara perlahan. Selain itu, orang tua perlu memastikan asupan gizi anak saat sahur dan berbuka agar mereka tetap sehat dan kuat selama berpuasa.
Dianjurkan untuk berbuka dengan makanan ringan seperti kurma atau takjil sesuai sunah Rasul, sebelum mengonsumsi makanan utama. Hindari makan dalam porsi besar secara langsung; berikan jeda setelah berbuka dan salat Magrib agar pencernaan bekerja optimal. Jika anak masih lapar setelah Tarawih, camilan ringan dapat diberikan.
Dengan metode yang tepat, anak dapat menjalani puasa dengan nyaman, penuh kesadaran, dan kebahagiaan, sehingga Ramadan menjadi pengalaman berharga dalam hidup mereka. (beritasatu)