BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi menetapkan bahwa 1 Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini didasarkan pada hasil pemantauan hilal yang dilakukan di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di Aceh, yang menjadi lokasi kunci dalam penentuan awal bulan hijriah.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa penetapan ini berbeda dengan negara tetangga seperti Singapura dan Brunei Darussalam, yang memulai Ramadan pada Minggu, 2 Maret 2025.
Padahal, Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura memiliki kriteria penentuan awal bulan hijriah yang sama berdasarkan kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang ditetapkan pada 2021.
Menurut kriteria MABIMS, hilal dianggap terlihat apabila memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
BACA JUGA:BBM Non Subsidi Pertamina Turun Harga per Maret 2025, Cek Daftarnya di Sini!
BACA JUGA:Kasus Pencurian Motor, Kisah Andreas Marboen dan Keadilan Restoratif
Dalam pemantauan kali ini, ketinggian hilal di Indonesia berkisar antara 3 derajat 5,91 menit hingga 4 derajat 40,9 menit, dengan elongasi antara 4 derajat 47,3 menit hingga 6 derajat 24,14 menit.
Meski di sebagian besar wilayah Indonesia hilal tidak terlihat, dua petugas di Aceh berhasil melihatnya dan telah mengucapkan sumpah di hadapan hakim agama setempat. Berdasarkan kesaksian tersebut, sidang isbat Kemenag akhirnya menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.
Menag Nasaruddin Umar juga mengimbau masyarakat untuk menghormati perbedaan dalam penentuan awal Ramadan. “Perbedaan ini terjadi karena faktor ketinggian hilal dan sudut elongasi yang berbeda di setiap lokasi pemantauan,” jelasnya.
Dengan penetapan ini, umat Islam di Indonesia akan memulai ibadah puasa lebih awal dibandingkan beberapa negara tetangga, menegaskan bahwa perbedaan metode rukyat dan hisab tetap menjadi faktor yang memengaruhi penetapan kalender hijriah di berbagai negara. (Jawapos)