BELITONGEKSPRES.COM - Dalam lanskap ketenagakerjaan yang terus berkembang, laporan terbaru dari World Economic Forum (WEF) bertajuk Future of Jobs Report 2025 mengungkapkan dinamika perubahan yang akan terjadi dalam lima tahun ke depan.
Laporan ini tidak hanya memetakan pekerjaan yang mengalami pertumbuhan pesat, tetapi juga mengidentifikasi profesi yang berisiko tergantikan akibat disrupsi teknologi dan perubahan global.
WEF memperkirakan bahwa sekitar 170 juta lapangan kerja baru akan muncul dalam dekade ini, dipicu oleh transformasi teknologi, pergeseran ekonomi, transisi hijau, serta perubahan demografi.
Angka ini setara dengan 14% dari total tenaga kerja saat ini. Namun, di sisi lain, sekitar 92 juta pekerjaan diproyeksikan akan hilang akibat tren yang sama, menghasilkan surplus bersih sebesar 78 juta pekerjaan baru.
BACA JUGA:OJK Terbitkan POJK 33/2024 untuk Perkuat Pengelolaan Investasi di Pasar Modal
BACA JUGA:BP Tapera Siap Wujudkan Program 3 Juta Rumah, Bangun 87.736 Unit Rumah dengan Pembiayaan FLPP
Dengan menganalisis data dari lebih dari 1.000 perusahaan terbesar di dunia yang mencakup 22 industri dan lebih dari 14 juta pekerja, laporan ini menunjukkan bahwa pekerjaan berbasis teknologi mengalami permintaan yang meningkat signifikan.
Profesi seperti spesialis big data, insinyur fintech, serta ahli kecerdasan buatan (AI) dan machine learning menjadi yang paling dibutuhkan di era mendatang.
Namun, tidak semua profesi mampu bertahan dari arus perubahan ini. Sebanyak 15 profesi diprediksi mengalami penurunan terbesar, di antaranya:
- Kasir dan pegawai penjaga tiket
- Penjaga gedung, petugas kebersihan, dan pengurus rumah tangga
- Asisten administrasi dan sekretaris eksekutif
- Petugas administrasi dan pencatatan
- Akunting, pembukuan, dan penggajian
- Pekerja percetakan dan pekerjaan terkait
- Akuntan dan auditor
- Petugas transportasi dan kondektur
- Teller bank dan petugas terkait
- Petugas keamanan
- Desainer grafis
- Pekerja informasi customer dan layanan pelanggan
- Petugas entri data
- Manajer layanan bisnis dan administrasi
- Investigator klaim
BACA JUGA:Rayakan HUT ke-50 dan Imlek, Polytron Tawarkan Potongan Rp5 Juta untuk Motor Listrik
BACA JUGA:Kementan Rancang Program untuk Mengubah Lahan Bekas Tsunami jadi Area Pertanian
Selain hilangnya sejumlah pekerjaan, WEF juga mencatat bahwa sekitar 39% keterampilan utama yang dibutuhkan di dunia kerja akan mengalami perubahan pada 2030. Meskipun angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan 44% pada 2023, dampaknya tetap signifikan terhadap tenaga kerja global.
Adaptasi terhadap tren baru menjadi faktor kunci bagi individu maupun organisasi agar tetap relevan dan kompetitif di era transformasi ini. (beritasatu)