SIJUK, BELITONGEKSPRES.COM - Desa Wisata Kreatif Terong, Desa Terong Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung meraih penghargaan 4th ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award.
4th ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada desa wisata yang menerapkan pariwisata berbasis masyarakat.
Penghargaan itu akan diterima langsung oleh Ketua Pengelola Desa Wisata Kreatif Terong, Iswandi di Persada Johor International Convention Center, Johor Bahru, Johor Malaysia, Senin 20 Januari 2025.
Desa Wisata Kreatif Terong, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung bersama empat desa wisata lainnya, bakal menerima penghargaan tingkat ASEAN pada kategori tersebut.
BACA JUGA:Pemdes Bantan Bakal Salurkan Bantuan untuk Ustad Egi yang Rumahnya Terkabar
Ketua Pengelola Desa Wisata Kreatif Terong, Iswandi mengatakan, penghargaan ini diberikan kepada desa wisata kreatif yang memenuhi standar terbaik dalam berbagai aspek.
Community Based Tourism (CBT) merupakan pendekatan pariwisata yang melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan dan pengelolaan destinasi wisata.
"Intinya ini apresiasi kepada Desa Wisata Kreatif Terong tingkat ASEAN atas komitmen dan konsistensi dalam merintis, mengembangkan dan memajukan potensi pariwisata berbasis masyarakat sejak tahun 2013 yang lalu sampai detik ini," kata Iswandi kepada Belitong Ekspres, Jumat 17 Januari 2025.
Menurut Iswandi, CBT bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.
BACA JUGA:Buronan Penembakan di Belitung, Sertu Hendri Dikabarkan Sempat Gunakan Go Food
"Kenape berbasis masyarakat? Karena tujuan utama kite bukan hanya mendatangkan wisatawan yang banyak, akan tetapi juga wisatawan berkualitas," sebutnya.
Iswandi juga menekankan bahwa konsep pariwisata berbasis masyarakat mampu memperkuat peran aktif warga Desa Terong dalam melestarikan tradisi dan warisan budaya Belitung.
Strategi ini dianggap penting untuk memastikan bahwa kearifan lokal Desa Terong tetap menjadi identitas yang kuat di tengah perkembangan pariwisata modern.
"Menjadikan masyarakat desa sebagai pemilik sekaligus pelaku pariwisata di desa. Termasuk menjaga kelestarian alam atau lingkungan di tengah-tengah gempuran kerusakan lingkungan yang hampir lelah untuk menjagenya," jelasnya.
BACA JUGA:Mengenal Perbedaan Istilah Desersi dan Desertir di Kasus Sertu Hendri