JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah Indonesia mengumumkan lima prioritas utama dalam strategi pemanfaatan kecerdasan buatan (AI). Yaitu layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan talenta, pengembangan kota pintar, dan keamanan pangan.
Dalam sektor kesehatan, Kementerian Kesehatan mulai memanfaatkan AI untuk memperluas akses layanan dan meningkatkan akurasi diagnosis.
"Teknologi ini memungkinkan pendeteksian dini penyakit dan efisiensi dalam manajemen rumah sakit," ujar Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam siaran pers, Minggu 22 Desember 2024.
Ia menambahkan bahwa dengan menggunakan model prediktif, pencegahan, partisipatif, dan personal, masyarakat bisa mendapatkan akses yang lebih baik dan kualitas layanan kesehatan yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Bareskrim Polri Berhasil Tangkap RN di Thailand, Pengendali Pabrik Narkoba di Bali
AI juga digunakan dalam reformasi birokrasi untuk mempercepat pengolahan data dan mengurangi biaya operasional di berbagai lembaga pemerintah.
Menurut Meutya Hafid, pada 2025 pemerintah akan meluncurkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) yang terintegrasi antar kementerian.
Selain itu, AI turut diterapkan dalam pendidikan talenta, di mana metode pembelajaran mandiri dan platform daring memungkinkan fleksibilitas bagi peserta didik untuk mengakses materi pelatihan sesuai kebutuhan masing-masing.
Terkait hal pengembangan kota pintar, Meutya menyebutkan kolaborasi dengan ITB untuk menganalisis kota-kota yang sudah menerapkan pelayanan berbasis digital. Integrasi dan pengelolaan data berbasis AI turut mendukung mobilitas kota pintar.
BACA JUGA:Cak Imin: Program Makan Bergizi Gratis Berdampak Luas, Lebih dari Sekadar Atasi Stunting
Terakhir, AI juga digunakan dalam sektor pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan. Teknologi ini membantu dalam prakiraan cuaca, proyeksi rantai pasok makanan, dan pengelolaan lahan pertanian guna memastikan keberlanjutan produksi pangan yang efisien.
"AI akan memberi dampak besar di berbagai sektor, namun kami fokus pada ketahanan gizi nasional sebagai langkah awal," tambah Meutya.
Dengan penerapan lima prioritas ini, pemerintah berharap AI dapat mempercepat transformasi digital di Indonesia, meningkatkan efisiensi di berbagai sektor, dan mendukung kemajuan negara dalam menghadapi tantangan global. (Antara)