Kontak Senjata TNI dan Kelompok Separatis Teroris di Nduga, Dua Anggota OPM Terluka
Ratusan Prajurit TNI pada peringatan HUT ke-78 TNI di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta. (FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS)--
BELITONGEKSPRES.COM, Kelompok separatis teroris (KST) yang sekarang dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus melakukan aksi teror di wilayah Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Kali ini, kelompok yang dipimpin oleh Egianus Kogoya menyerang pos TNI di Kampung Paro, Distrik Kenyam. Dalam kontak tembak dengan Komando Operasi TNI Habema (Koops Habema), dua anggota OPM mengalami luka-luka.
Informasi tersebut disampaikan oleh TNI melalui keterangan resmi yang diterima oleh Jawa Pos pada Sabtu, 20 April. Perwira Penerangan Koops Habema, Letkol Arh Yogi Nugroho, menyatakan bahwa Organisasi Papua Merdeka (OPM) di bawah komando Egianus Kogoya memang sering melakukan aksi di Kabupaten Nduga. Mereka telah aktif sejak awal tahun 2024.
”Menindaklanjuti penyerangan tersebut, Koops Habema melaksanakan penindakan terhadap OPM,” ungkap perwira menengah dengan dua kembang di pundak itu. ”Dua orang anggota OPM tertembak, namun berhasil melarikan diri,” tambahnya.
BACA JUGA:Kemendikbudristek Buka Lowongan CPNS dan PPPK 2024, Berikut Rinciannya
BACA JUGA:Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba, 5 Anggota Polisi Polda Metro Jaya Ditangkap
Meskipun tidak berhasil menangkap dua anggota OPM yang terluka, petugas berhasil mengamankan sejumlah senjata api dan amunisi yang dapat digunakan oleh OPM di Nduga. Senjata api yang disita meliputi sepucuk pistol FN beserta magasinya, sepucuk senapan SS-2, dan 27 butir amunisi kaliber 5,56 milimeter.
Selain senjata api dan amunisi, juga diamankan bendera bintang kejora, sebuah busur, beberapa anak panah tradisional, sepasang parang, dan sebuah noken. ”Keberhasilan prajurit TNI melumpuhkan kekuatan OPM di Paro merupakan bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas keamanan demi lancarnya proses percepatan pemabangunan di Papua,” ungkap Yogi.
Perkembangan situasi di Papua menjadi perhatian pemerintah pusat. Pada Jumat, 19 April, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto menggelar rapat koordinasi di kantornya.
Dalam rapat yang dilaksanakan secara tertutup itu, situasi di Papua dibahas secara mendalam. Turut hadir dalam rapat koordinasi tersebut Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah pusat serius menghadapi perkembangan dan keamanan di Papua.