Menjawab Tantangan Global, Krakatau Steel Siap Bangun Ketahanan Industri Nasional
Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar--
BELITONGEKSPRES.COM - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memainkan peran sentral dalam industri baja nasional, tidak hanya sebagai produsen baja hulu dan antara, tetapi juga sebagai pelopor industri baja yang dikenal sebagai Mother of Industries. Dampak yang ditimbulkan oleh Krakatau Steel sangat luas, memengaruhi industri dasar dan sektor turunannya.
Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar, menjelaskan bahwa untuk mempertahankan posisinya yang signifikan dalam industri nasional, perusahaan terus melakukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pelaku industri baja serta regulator, termasuk Kementerian Perindustrian RI. "Kami berkomitmen untuk membangun kemandirian dan ketahanan industri nasional secara konsisten," ujarnya.
Akbar menekankan bahwa dukungan dari pemerintah, terutama Kementerian Perindustrian RI, sangat penting bagi Krakatau Steel dan produsen baja nasional lainnya. Ini termasuk dorongan untuk berinovasi, menerapkan teknologi terbaru dalam produksi, serta menjaga ekosistem industri baja melalui berbagai kebijakan yang ada.
Pemerintah, menurut Akbar, telah menerapkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri baja, seperti pengendalian impor, Standar Nasional Indonesia (SNI) pada produk baja, peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan pemberian insentif pajak seperti Tax Allowance dan Tax Holiday. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan utilitas industri baja nasional.
BACA JUGA:BNI dan Pos Indonesia Kolaborasi Hadirkan Solusi Logistik dan Pembiayaan untuk UMKM
BACA JUGA:BPH Migas Pastikan Pasokan Energi Aman untuk Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Namun, Akbar juga mencatat bahwa industri baja nasional menghadapi tantangan serius, termasuk tingginya angka impor baja dari Tiongkok yang mencapai 37% dalam tiga tahun terakhir. "Kami bekerja sama dengan regulator untuk menjaga stabilitas industri dan memberikan dukungan berkelanjutan, termasuk melalui kebijakan perlindungan perdagangan," tambahnya.
Wakil Menteri Perindustrian RI, Faisol Riza, menyatakan bahwa industri baja merupakan sektor vital dalam pembangunan ekonomi nasional. "Industri baja berkontribusi 5,9% terhadap PDB sektor non-migas dan menunjukkan pertumbuhan signifikan dibanding sektor lainnya," jelas Faisol.
Dia juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendukung industri baja dengan kebijakan-kebijakan yang ada, agar utilitas baja meningkat dan mampu bersaing secara global.
Krakatau Steel optimis dapat memenuhi kebutuhan baja nasional melalui transformasi dan restrukturisasi, serta pemulihan fasilitas produksi. Akbar menyebutkan bahwa permintaan baja nasional diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,5% pada tahun 2025, didorong oleh pertumbuhan perekonomian dan sektor-sektor pengguna baja.
BACA JUGA:Mendes Yandri Susanto: Desa Tematik Siap Menjadi Lumbung Pangan Dunia
BACA JUGA:Presiden Prabowo Telah Sesuaikan Implementasi PPN 12 Persen Agar Tidak Membebani Masyarakat
Dengan meningkatnya aktivitas di berbagai sektor, seperti konstruksi, manufaktur, dan otomotif, Akbar percaya bahwa industri baja dapat berkontribusi pada target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%. "Kami berkomitmen untuk mendukung pencapaian target tersebut," tegasnya.
Sebagai pionir dalam industri baja nasional, Krakatau Steel berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri yang mandiri dan bernilai tambah tinggi. Akbar menambahkan bahwa Krakatau Steel akan kembali fokus pada tujuan awal pendiriannya, yakni menjamin produksi dan suplai baja berkualitas dengan harga terjangkau untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dalam negeri dan internasional.