Paylater Jadi Alternatif di Tengah Melemahnya Daya Beli, Bagaimana Dampaknya?
Nasabah mengakses layanan aplikasi bayar nanti (paylater) di Kota Serang, Banten, Kamis (12/9/2024).-Muhammad Bagus Khoirunas/Spt.- ANTARA FOTO
BELITONGEKSPRES.COM - Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, mengungkapkan bahwa layanan keuangan “buy now, pay later” (BNPL) semakin diandalkan sebagai solusi pembiayaan di tengah melemahnya daya beli masyarakat. Menurutnya, BNPL dapat mendukung konsumsi masyarakat ketika kebutuhan mendesak masih ada, namun keterbatasan dana menjadi penghalang.
"Ketika daya beli turun, tetapi kebutuhan tetap ada, masyarakat akan mencari alternatif pembiayaan untuk memenuhinya," kata Nailul di Jakarta, Jumat.
Layanan BNPL, menurut Nailul, berperan penting dalam mengatasi keterbatasan dana, khususnya bagi masyarakat yang tidak memiliki akses penuh ke perbankan, menyediakan sistem cicilan yang fleksibel, serta memperluas akses finansial ke dalam ekosistem keuangan yang formal.
"Limit kredit yang cepat dan sistem credit scoring yang terukur menjadikan BNPL solusi keuangan yang relevan bagi masyarakat dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian," jelasnya.
BACA JUGA:Baznas Targetkan 400 Kantor Digital pada 2025 untuk Tingkatkan Layanan ZIS
BACA JUGA:Integritas Komdigi Dipertanyakan, Maraknya Kasus Judi Online di Kalangan Pegawai
Namun, ia juga mengingatkan agar layanan BNPL digunakan dengan bijak, karena seperti halnya layanan keuangan lainnya, ada risiko yang perlu diantisipasi. Nailul menambahkan, peningkatan pembiayaan dapat berisiko pada kenaikan pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF), meski tingkat NPF BNPL saat ini masih tergolong aman di bawah 5 persen, yakni sebesar 2,6 persen per September 2024.
Ia menekankan pentingnya lembaga penyedia BNPL untuk terus meningkatkan manajemen risiko dan konsisten dalam penerapan credit scoring demi mengurangi risiko NPF.
"Penting bagi pengguna untuk memahami batas kemampuan pembayaran mereka agar tidak mengalami dampak negatif dari pembiayaan, termasuk BNPL. Edukasi dan pemahaman risiko juga menjadi faktor utama yang harus terus didorong," tambahnya.
Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo, salah satu penyedia BNPL di Indonesia, menyatakan komitmen perusahaan untuk menyediakan akses kredit yang aman dan fleksibel. Pihaknya aktif mengadakan kampanye literasi keuangan, seperti #AutoMikir dan #AndaiAndaPandai, serta program Generasi Djempolan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan keuangan yang bijaksana.
BACA JUGA:Kemenag Pacu Digitalisasi Pendidikan Keagamaan untuk Hadapi Era Teknologi
BACA JUGA:Polres Metro Jakbar Gerebek Rumah Mewah di Cengkareng, Markas Judi Online Jaringan Kamboja
Indina menjelaskan, Kredivo terus mengutamakan prinsip responsible lending dengan dukungan manajemen risiko berbasis artificial intelligence (AI) dan penilaian skor kredit secara berkala.
"Meskipun BNPL memberikan kemudahan di kondisi ekonomi saat ini, kami terus mengedukasi pengguna tentang pentingnya kebijaksanaan dalam penggunaan BNPL agar terhindar dari dampak negatif,” tutupnya. (ant)