Hendrya Sylpana

Kopi Unik Gunung Ciremai, Cita Rasa Nusantara Mendunia

Petani menunjukkan biji kopi yang sudah masuk tahap penjemuran di Kuningan, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. -Fathnur Rohman-ANTARA

Setiap bulan, koperasi itu mampu menghasilkan omzet hingga Rp20 juta di puncak penjualannya.

BACA JUGA:Mengukir Kemandirian Energi Bersih di 'Telur Emas' Bali

Koperasi yang menaungi mereka pun berdiri kokoh, dengan 30 petani yang menggarap kebun kopi seluas 15-20 hektare. Melalui koperasi, proses bagi hasil lebih jelas, legalitas pun terjamin.

Hal senada disampaikan Dede Rokhanda, perangkat Desa Karangsari, yang menilai pemberdayaan ekonomi berbasis kopi telah menjadi motor penggerak kesejahteraan bagi warga.

Dalam setiap tahapan, mulai dari pemetikan, pengupasan, penjemuran, hingga penyortiran biji kopi, koperasi ini berfokus pada tenaga kerja lokal.

Banyak ibu rumah tangga setempat yang terlibat dalam penyortiran, diberi upah sebesar Rp2.000 per kilogram untuk biji kopi yang telah dipilah.

Proses ini memberi penghasilan tambahan bagi keluarga, sekaligus mempererat keterlibatan masyarakat dalam ekonomi desa.

Pemerintah Desa Karangsari berencana mengembangkan kawasan "Pasir Batang" sebagai wisata edukasi kopi.

Daya tariknya adalah latar perkebunan kopi warisan Belanda. Wisata ini pun menawarkan pengalaman langsung kepada pengunjung untuk melihat dan mempelajari proses kopi dari kebun hingga siap seduh di cangkir.

Kolaborasi

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan melaporkan total produksi kopi di daerahnya tembus di angka 496,88 ton pada 2023.

Mayoritas produksi kopi di Kuningan berasal dari jenis robusta, dengan total mencapai 471,66 ton. Sementara itu, kopi arabika menyusul dengan angka 25,22 ton.

Kepala Diskatan Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah mengungkapkan sekitar 55 persen dari total produksi kopi robusta diserap oleh kabupaten lain di Provinsi Jawa Barat, seperti Ciamis dan Garut.

BACA JUGA:Asa Pekerja Migran RI di Malaysia dari Kabinet Merah Putih

Dengan kualitas yang baik, kopi robusta Kuningan berpotensi untuk diekspor. Bahkan, beberapa petani menjadi pemasok bagi eksportir ke negara lain, seperti Amerika dan Turki.

Pihaknya memprioritaskan pengembangan area tanam kopi, sehingga produksinya meningkat pada akhir 2024.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan