Urgensi Program Makan Bergizi Gratis bagi Indonesia Emas 2045
Pjs. Gubernur Kaltara Togap Simangunsong (batik hitam) dan pejabat lainnya duduk di antara murid SD Negeri 3 Warungkiara yang siap menyantap menu makanan Program Makan Bergizi Gratis di Kecamatan Waringkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (11/10/2--
Program MBG akan mencetak individu-individu yang sehat dengan nutrisi yang mencukupi. Keluarga sehat dengan nutrisi yang mencukupi merupakan pra-kondisi untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan lainnya, karena tidak mungkin kita dapat merealisasikan sumber daya manusia yang kompetitif tanpa dasar-dasar tersebut.
Tantangan ke depan dalam kerangka pembangunan gizi masyarakat, khususnya dalam upaya memanfaatkan periode bonus demografi secara optimal, masih butuh ikhtiar lebih keras.
Ini merupakan tugas bersama, baik sektor pemerintah, penyuluh gizi dan kesehatan, tenaga pendidikan, sektor swasta, maupun masyarakat sendiri, untuk bekerja keras, memastikan agar program MBG bisa membentuk generasi baru unggul dan cerdas.
Dengan asupan bergizi, kerja keras dari para talenta muda di bidang sains (kedokteran, fisika, kimia), humaniora (sastra, perdamaian), dan ekonomi, rasanya bukan impian berlebihan, saat dekat-dekat tahun emas Indonesia (2045), bahkan mungkin lebih cepat, salah satu dari Generasi Z atau Alpha Indonesia akan terbang ke Stockholm (Swedia), untuk menerima hadiah paling bergengsi di level global.
BACA JUGA:Melewati Ujian Demokrasi
Ada kesan, dan berdasarkan statistik, hadiah Nobel (utamanya bidang sains) lebih sering dimenangkan oleh peneliti atau akademisi yang berasal dari negara maju, seperti AS, negara kawasan Eropa Barat, termasuk Jepang.
Ini saatnya bagi Indonesia untuk mengambil bagian. Mengingat potensi periset muda Indonesia juga semakin terbilang besar, terlebih disertai dukungan program makan bergizi gratis. (ant)
Oleh Dr Taufan Hunneman*)
*)Dosen UCIC, Cirebon.