Dengan Nilai Rp69,53 Miliar, Kevin Diks Jadi Pemain Termahal di Skuad Garuda

Kevin Diks saat berduel dengan Haaland jadi salah satu pemain termahal Timnas Indonesia yang tembus Rp69,53 Miliar. (Instagram/@kevindiks2)--

Dari sudut pandang sepak bola, bergabungnya Kevin dengan Timnas Indonesia adalah sebuah keuntungan besar. Di musim 2024/2025, Kevin menunjukkan performa luar biasa di Liga Denmark, mencetak 13 gol yang menjadikannya salah satu bek paling produktif di Eropa. 

Dengan nilai pasar mencapai Rp69,53 miliar menurut Transfermarkt, Kevin kini tercatat sebagai salah satu pemain termahal di skuad Garuda, sebuah status yang memberikan angin segar bagi tim nasional yang sedang berupaya memperkuat skuad mereka.

Erick Thohir, yang tak asing dengan dunia sepak bola internasional sebagai mantan presiden Inter Milan, menyambut Kevin dengan penuh antusias. Pengalaman dan reputasi Kevin di kancah sepak bola Eropa menjadikannya aset berharga bagi Timnas Indonesia. 

Namun, lebih dari itu, fleksibilitas posisi yang dimiliki Kevin – dari bek kanan, bek tengah, hingga gelandang bertahan – adalah nilai tambah yang signifikan bagi pelatih Shin Tae-yong dalam merancang strategi di berbagai kompetisi.

BACA JUGA:Australia Kalahkan China 3-1, Indonesia Harus Berjuang untuk Poin Pertama Lawan Bahrain

BACA JUGA:Menpora Dito Optimis Timnas Indonesia Raih Poin Saat Hadapi Bahrain

Di FC Copenhagen, Kevin lebih sering dimainkan sebagai bek kanan atau bek tengah kanan, posisi di mana ia merasa paling nyaman dan bisa memberikan kontribusi terbaik. Dengan pengalaman bermain di posisi-posisi tersebut, Kevin diharapkan dapat menjadi tulang punggung pertahanan Timnas Indonesia, baik dalam menghadapi serangan lawan maupun dalam memberikan kontribusi lewat gol-golnya dari lini belakang.

Namun, kisah Kevin Diks bukan hanya tentang harga pasar yang tinggi atau kontribusi golnya. Karier sepak bola Kevin dimulai sejak ia masih sangat muda. Di usia 16 tahun, Kevin sudah menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama Vitesse Arnhem di Belanda. 

Dari sinilah kariernya menanjak, membawa dia ke berbagai klub besar Eropa, termasuk Fiorentina di Italia, dan sempat dipinjamkan ke Empoli serta Feyenoord. Di klub-klub inilah Kevin mengasah keterampilannya dan memperkuat karakternya sebagai seorang pemain bertahan yang tangguh dan serbaguna.

Pengalaman di Eropa, termasuk bermain bersama klub legendaris seperti Aegon VV – yang pernah diperkuat striker top Klaas Jan Huntelaar – membentuk Kevin menjadi pemain yang tidak hanya kuat dalam bertahan, tetapi juga berani maju untuk mencetak gol. Kualitas ini menjadikannya sosok yang langka di sepak bola modern, di mana bek yang mampu memberikan kontribusi dalam menyerang semakin dicari oleh klub-klub besar.

BACA JUGA:Panitia Besar Peparnas XVII Pastikan Keandalan Armada Transportasi untuk Atlet dan Ofisial

BACA JUGA:Jelang Laga Melawan Bahrain: PSSI Minta Kuota 2.000 Tiket untuk Suporter Timnas Indonesia

Bagi Kevin, bermain untuk Timnas Indonesia bukan hanya soal sepak bola, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat identitas pribadinya. Sebagai pemain dengan darah campuran, keputusan untuk membela Indonesia bukan semata-mata urusan karier, tetapi juga langkah untuk merangkul akar budayanya. 

Dengan bermain di turnamen internasional, Kevin juga memiliki peluang untuk meningkatkan nilai pasarnya di kancah sepak bola global, sebuah keuntungan tambahan yang tentu disadari oleh dirinya maupun klubnya saat ini.

Proses naturalisasi Kevin mungkin masih berjalan, tetapi antusiasme para pendukung sepak bola Indonesia sudah terasa. Publik menantikan aksinya di lapangan, berharap bahwa kehadiran Kevin bisa membawa perubahan nyata dalam performa tim nasional. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan