Hendrya Sylpana

Menelusuri Labirin Gaya Belajar Anak: Catatan Perjalanan Program AFS Tahun 2024

Ares Faujian--

BACA JUGA:Ikhtiar Menanggulangi Mpox

Selanjutnya, kategori imaginative learner atau pemelajar imajinatif. Tipe gaya belajar ini melakukan proses belajar terbaiknya melalui pengalaman konkret (concrete experience) dengan merasakan (feeling) dan pengamatan reflektif (reflective observation) dengan mengamati (watching). Mereka lebih suka menggabungkan pengalaman nyata dengan diskusi, aktivitas visual dan imajinatif, bekerja dengan berbagai solusi, kerja kelompok, bercerita, dan membuat jurnal. Tipe pemelajar imajinatif atau diverger ini menggunakan kreativitas dan imajinasi mereka untuk memahami konsep-konsep baru dan cenderung reflektif dalam pendekatan mereka terhadap pembelajaran. Menurut Kolb (Jihan Mawaddah, 2018), anak dengan tipe ini lebih suka berhubungan dengan manusia dan mereka juga menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide. Secara general, tipe pemelajar imajinatif ini lebih suka mengumpulkan informasi, mendalami bahasa, kesusastraan, sejarah, dan ilmu-ilmu sosial lainnya.

Kemudian, ada pula kategori gaya belajar common-sense learner atau pemelajar akal sehat. Tipe gaya belajar ini melakukan proses belajar terbaiknya melalui konseptualisasi abstrak (abstract conceptualization) dengan berpikir (thinking) dan eksperimen aktif (active experimentation) dengan melakukan (doing). Mereka lebih memilih simulasi (baik langsung maupun teoretis), menggunakan model, melakukan pekerjaan lapangan, memecahkan masalah, dan menguji hipotesis. Diskusi terbuka dan terstruktur serta lembar kerja adalah metode yang efektif untuk membantu mereka memproses informasi. Menurut Kolb (Jihan Mawaddah, 2018), pemelajar akal sehat atau konverger ini  biasanya mempunyai kemampuan yang unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori, sehingga anak pada tipe ini cenderung lebih menyukai tugas-tugas teknis (aplikatif) daripada masalah sosial atau hubungan antarpribadi. Anak pada tipe ini tertarik pada ilmu pengetahuan alam dan teknik.

BACA JUGA:Inovasi Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Terakhir, ada kategori gaya belajar analytic learner atau pemelajar analitis. Tipe gaya belajar ini melakukan proses belajar terbaiknya melalui Konseptualisasi abstrak (abstract conceptualization) dengan berpikir (thinking) dan pengamatan reflektif (reflective observation) dengan mengamati (watching). Mereka lebih menyukai teori dan fakta, studi kasus, permainan peran, kuesioner, kuliah, dan membaca. Tipe pemelajar yang disebut juga asimilator ini cenderung berpikir mendalam dan analitis, mereka acap kali mencari hubungan antara konsep dan fakta untuk membangun pemahaman yang mendalam. Kolb (Jihan Mawaddah, 2018) menyebutkan bahwa anak dengan tipe ini tidak terlalu memperhatikan penerapan praksis dari ide-ide mereka dan mereka juga kurang perhatian pada orang lain, serta cenderung lebih teoritis. Bidang kajian yang diminati pada umumnya adalah bidang matematika dan keilmuan (science).

Penutup

Menelusuri labirin gaya belajar ini membawa manfaat besar, tidak hanya bagi guru, tetapi juga bagi orang tua. Dengan pemahaman yang baik tentang gaya belajar, guru dapat merancang strategi pengajaran yang lebih efektif, sementara orang tua dapat membantu anak-anak mereka belajar dengan cara yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Seperti yang dikatakan oleh John Hattie (2009), "Ketika guru mengenali perbedaan gaya belajar, mereka dapat mengarahkan siswa menuju pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna."

BACA JUGA:Mewujudkan Indonesia Layak Anak Lewat Pemberian Nutrisi Adekuat

Mengenali potret gaya belajar anak bukan hanya tentang mengetahui bagaimana siswa tersebut menyerap informasi. Akan tetapi, ihwal ini perihal bagaimana kita pendidik dan orang tua dapat mendukung anak dalam mencapai potensi maksimal mereka. Dengan memahami dan menghargai keberagaman gaya belajar, kita dapat meningkatkan kualitas SDM dan menciptakan pendidikan yang berkelanjutan, serta penuh empati terhadap keberagaman dan faktor pembentuk keberagaman tersebut.

*) Ares Faujian, America Field Service (AFS) Global STEM Educator dan Juara Nasional Guru Dedikatif & Inovatif Kemdikbudristek RI

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan