Pemerintah Rancang APBN 2025 untuk Atasi Jebakan Pendapatan Menengah
Presiden Joko Widodo duduk di kursi sebelum menyampaikan pidato keterangan pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangannya dalam Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2024-2025 di Gedung Nusantara, ko--
Di sisi lain, pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp 2.996,9 triliun, yang sebagian besar berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.490,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 505,4 triliun.
Defisit anggaran diproyeksikan sebesar 2,53 persen terhadap PDB atau setara Rp 616,2 triliun. Untuk menutup defisit ini, pemerintah akan mengandalkan pembiayaan yang aman dan dikelola dengan kehati-hatian.
Inovasi pembiayaan melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), peran Lembaga Pengelola Investasi, dan pendalaman pasar keuangan akan menjadi fokus utama dalam menjaga stabilitas fiskal.
BACA JUGA:Waspadai Pinjaman Online Ilegal, Ini 98 Daftar Pinjol Legal yang Terdaftar di OJK per Agustus 2024
BACA JUGA:Harga Bahan Pangan Anjlok, Bawang Merah dan Cabai Merah Turun Hampir 50 Persen
Dengan pendekatan yang fleksibel namun tetap hati-hati, Jokowi optimis bahwa APBN 2025 akan membawa Indonesia lebih dekat menuju cita-cita menjadi negara maju.
Berikut ini rincian postur lengkap RAPBN 2025:
- Pendapatan negara: Rp 2.996,9 triliun
- Belanja negara: Rp 3.613,1 triliun
- Defisit: Rp 616,2 triliun
- Pembiayaan anggaran Rp 616,2 triliun
- Tingkat kemiskinan: 7,0–8,0 persen
- Kemiskinan ekstrem: 0 persen
- Rasio gini (indeks): 0,379–0,382
- Tingkat pengangguran terbuka: 4,5–5,0 persen
- Nilai tukar nelayan: 105–108
- Nilai tukar petani: 115–120
- Indeks modal manusia: 0,56
- Inflasi: kisaran 2,5 persen
- Pertumbuhan ekonomi: 5,2 persen
- Nilai tukar rupiah: Rp16.100/USD.
- Suku bunga SBN 10 tahun: 7,1 persen
- Harga minyak mentah: USD 82/barel
- Lifting minyak: 600 ribu barel per hari
- Lifting gas bumi: 1,005 juta barel setara minyak per hari. (jpc)