Di Balik Kebocoran Data Nasional, Ternyata Akses Server PDN Hanya Pakai Kata Sandi Admin#1234

Ilustrasi: Password lemah digunakan untuk akses server PDN. (Freepik).--

BELITONGEKSPRES.COM - Baru-baru ini, dunia maya dihebohkan dengan kebocoran data Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang terjadi akibat serangan ransomware. Kasus ini mencuat setelah netizen mengungkapkan beberapa fakta mengejutkan yang menunjukkan adanya celah keamanan yang serius.

Pembicaraan ramai di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) mencerminkan kekhawatiran banyak pihak terkait kebocoran data ini. Menurut spekulasi yang beredar, kebocoran tersebut diduga kuat disebabkan oleh kelalaian atau mungkin keterlibatan orang dalam yang memiliki akses langsung ke server Pusat Data Nasional yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Salah satu akun X yang dikenal dengan nama @kafiradikalis membeberkan bahwa kebocoran data ini telah terjadi sejak 11 Oktober 2022 dan diduga kuat berasal dari orang dalam. Lebih parahnya lagi, data sensitif ini kemudian diunggah dan dibagikan secara gratis di situs berbagi dokumen, Scribd.

Setelah informasi ini viral, tim dari JawaPos.com melakukan pengecekan di Scribd dan menemukan bahwa dokumen kunci yang diduga berisi akses ke server Pusat Data Nasional telah dihapus dan tidak lagi tersedia untuk diakses. 

BACA JUGA:DPR Diminta Bentuk Pansus Usut Dugaan Mark Up Impor Beras Rp2,7 Triliun

BACA JUGA:Luhut Pastikan Pendanaan IKN dan Program Makan Bergizi Tidak Ada Kendala

Meski demikian, dengan penelusuran lebih lanjut, data tersebut masih bisa ditemukan di tempat lain, menunjukkan kelemahan serius dalam sistem keamanan data pemerintah.

Fakta mengejutkan yang terungkap adalah bahwa akses ke server Pusat Data Nasional dilindungi oleh kata sandi yang sangat lemah dan mudah ditebak, yakni Admin#1234. Dalam dokumen yang diunggah di Scribd berjudul 

"Akses Layanan Pusat Data Nasional Sementara (Government Cloud)," ditemukan bahwa password tersebut digunakan untuk server milik Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dokumen tersebut juga mencantumkan tautan yang memungkinkan siapa saja untuk mengunduh data terkait BPKP.

Menanggapi kebocoran data ini, pemerintah menyatakan sedang melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab dan memperbaiki celah keamanan yang ada. Namun, seberapa jauh investigasi ini berjalan masih belum diketahui secara pasti.

BACA JUGA:Bapanas Berikan Klarifikasi Terkait Tuduhan Mark Up Impor Beras

BACA JUGA:Meski Ketua KPU Dipecat, Jokowi Pastikan Pilkada 2024 Berjalan Lancar, Jujur dan Adil

Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel A. Pangerapan (Semmy), yang baru-baru ini mengundurkan diri, mengungkapkan bahwa pihak terkait sedang berupaya keras melakukan investigasi untuk menangani kasus kebocoran ini. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya situasi ini dan perlunya tindakan segera untuk memperkuat keamanan data nasional.

Kebocoran data ini menyoroti pentingnya pengelolaan dan perlindungan data yang lebih baik, serta mengingatkan kita akan risiko keamanan yang terus mengintai di era digital ini. (jpc)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan