Kemenkop Percepat Operasional Koperasi Desa Merah Putih Lewat Program Magang Pengurus
Kementerian Koperasi dan para peserta magang pengurus Koperasi Merah Putih berfoto usai pembukaan program magang di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (16/11/2025)-HO Kementerian Koperasi-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Koperasi (Kemenkop) mempercepat operasionalisasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melalui program magang pengurus untuk membangun ekosistem dan kemitraan bisnis berbasis desa. Program ini bertujuan memperkuat kapasitas pengurus koperasi dalam mengembangkan usaha berkelanjutan.
Batch pertama magang dibuka di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Minggu, dengan fokus pada pengembangan sektor pertanian. Sebanyak 38 peserta dari Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah mengikuti kegiatan ini dari 15 hingga 22 November 2025.
Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kemenkop, Destry Anna Sari, menyatakan program ini didukung KNEKS, PUM Representative Indonesia, dan Universitas Pasundan. Menurutnya, magang bertujuan agar Kopdes Merah Putih mampu membangun ekosistem bisnis serta menjalin kemitraan strategis.
Total 114 peserta dari 24 provinsi dijadwalkan mengikuti magang dalam tiga gelombang. Program ini menggabungkan dua pendekatan utama: pembekalan materi melalui study visit dan praktik langsung (on the job training).
BACA JUGA:Kemenkop: Plafon Rp3 Miliar untuk Kopdes Tidak Disalurkan dalam Bentuk Tunai
BACA JUGA:Kemenkop: Koperasi Simpan Pinjam Rentan TPPU dan Pendanaan Terorisme
Destry menilai Kopontren Al-Ittifaq sebagai model praktik terbaik karena mengelola agribisnis terpadu mulai dari produksi, manajemen, hingga pemasaran yang terkoneksi dengan jaringan ritel modern. Peserta magang dapat mempelajari rantai agribisnis dari hulu hingga hilir secara menyeluruh.
"Selain aspek teknis, Al-Ittifaq juga menekankan pemberdayaan masyarakat dan santri, sehingga peserta memperoleh pengalaman sosial dan manajerial," ujar Destry. Ia menambahkan bahwa pemagangan diharapkan menanamkan DNA kewirausahaan bagi pengurus, agar mampu memahami model bisnis, mengembangkan usaha, dan mereplikasi praktik terbaik di koperasi masing-masing.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, menekankan bahwa pembelajaran berbasis praktik sangat efektif meningkatkan kualitas pengurus.
"Mereka dapat mempelajari manajemen mutu yang diterapkan Al-Ittifaq untuk diterapkan di koperasi masing-masing," katanya. Yuke juga menyoroti pentingnya pemahaman pemasaran produk anggota, pembangunan jejaring bisnis, serta transformasi digital untuk koperasi modern.
BACA JUGA:Permintaan Global Meningkat, Mentan Amran Luncurkan Gerakan Penanaman 5 Juta Pohon Kelapa di Selayar
BACA JUGA:Bapanas Pastikan Harga Beras Stabil Jelang Nataru, Pemerintah Perkuat Pasokan dan Pengawasan
CEO Kopontren Al-Ittifaq, Setia Irawan, menjelaskan peserta magang akan mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai pengembangan supply chain, penyusunan SOP, manajemen produksi, hingga perencanaan jangka panjang. "Kata kuncinya inovasi. Temukan formula terbaik, lalu kembangkan di daerah masing-masing," ujarnya.
Setia menegaskan bahwa model koperasi berbasis komunitas yang dijalankan Al-Ittifaq relevan diterapkan pada Kopdes Merah Putih, terutama yang berakar di pedesaan dan sektor pertanian. Program ini diharapkan melahirkan ekosistem bisnis koperasi yang menjadi pusat agregasi dan simpul ekonomi desa. (ant)