143 Orang Dibantai, Motif ISIS-K Serang Gedung Konser Crocus
ISIS-K yang membantai 143 orang di Gedung Konser Crocus (ist)--
BACA JUGA:Film Horor Seperti 'Kiblat' Tak Mendidik, Ustadz Hilmi Firdausi Minta Hentikan
Namun, motif ISIS-K menyerang Rusia juga memunculkan pertanyaan. Meskipun mereka telah menargetkan AS dan negara-negara Barat sebagai sasaran potensial, serangan terhadap Rusia mungkin berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk kepentingan geopolitik dan agenda ekstremis global.
Pertimbangan lebih lanjut juga dapat melibatkan dinamika regional di Asia Tengah dan peran Rusia dalam konflik di Afghanistan. Selain itu, ketegangan antara Rusia dan AS serta sekutunya mungkin menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan target ISIS-K.
Dengan demikian, sementara ISIS-K terus menjadi ancaman yang memerlukan perhatian internasional, motif mereka menyerang Rusia dapat mencerminkan dinamika yang kompleks dalam politik global dan regional. Hal ini menunjukkan pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi ancaman terorisme transnasional seperti ISIS-K.
Michael Kurilla memprediksi bahwa mereka akan dapat menyerang kepentingan AS dan negara-negara Barat di luar Afghanistan "dalam waktu enam bulan tanpa pemberitahuan sebelumnya." Kemungkinan serangan di AS sendiri lebih kecil, katanya.
Kemampuan Amerika Serikat dalam mengembangkan intelijen terhadap kelompok ekstremis di Afghanistan, seperti ISIS-K, telah menurun sejak penarikan pasukan AS dari negara itu pada tahun 2021. Militer AS mengakui bahwa mereka masih bisa melihat ancaman serangan yang akan datang dengan gambaran umum, tetapi tidak lagi memiliki detail spesifik seperti sebelumnya.
BACA JUGA:Presiden Tiongkok Xi Jinping Ingin Bertemu Prabowo Untuk Bahas Hubungan Bilateral
BACA JUGA:Terima Hasil Pemilu 2024, Partai Golkar Memuji Sikap Sportivitas NasDem
ISIS-K telah dikenal karena serangannya yang kejam, termasuk serangan terhadap masjid dan berbagai target di dalam dan di luar Afghanistan. Awal tahun ini, AS mengonfirmasi bahwa ISIS-K terlibat dalam dua pemboman di Iran yang menewaskan hampir 100 orang. Pada bulan September 2022, kelompok militan ini mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di kedutaan Rusia di Kabul.
Salah satu serangan paling terkenal yang dilakukan oleh ISIS-K adalah serangan terhadap bandara internasional Kabul pada tahun 2021, yang menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil selama proses evakuasi AS dari Afghanistan yang kacau.
Meskipun upaya Taliban untuk mengalahkan ISIS-K telah mengurangi jumlah serangan di Afghanistan, laporan PBB menyatakan bahwa pengeboman masih terus terjadi. Baru-baru ini, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di depan sebuah bank di kota Kandahar, Afghanistan, yang menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 12 lainnya, menurut keterangan polisi setempat.
Mengapa ISIS-K Memilih Menyerang Rusia?
Serangan yang dilakukan oleh ISIS-K di Rusia pada hari Jumat merupakan sebuah peristiwa yang mengejutkan dan dramatis. Namun, para analis memperdebatkan mengenai alasan di balik serangan ini, yang sebagian besar disinyalir terkait dengan sikap kelompok tersebut terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
BACA JUGA:Presiden Tiongkok Xi Jinping Ingin Bertemu Prabowo Untuk Bahas Hubungan Bilateral
BACA JUGA:Terima Hasil Pemilu 2024, Partai Golkar Memuji Sikap Sportivitas NasDem