Menyimpan Misteri
Dahlan Iskan--
Kasus My Lan bermula tahun 2012. My Lan masih 56 tahun. Dia juga punya bank. Di dalam grup perusahaannyi tercatat ada sebuah bank.
Tahun itu My Lan diminta pemerintah untuk menyehatkan dua bank lainnya. Caranya: di-merger dengan bank milik My Lan.
Jadilah hasil merger itu: Sai Gon Joint Stock Commercial Bank. Sempat menjadi bank terbesar kelima di Vietnam.
Proses merger itu, kata jaksa di sana, dimanfaatkan oleh My Lan untuk kepentingan perusahaannya. Termasuk, kemudian, memberikan kredit kepada 2.500 peminjam senilai –tarik napas lagi– satu quadrillion dong.
Nilai kurs dong memang lebih rendah dari rupiah. Rp 1 sama dengan 1,5 dong. Di sana bicaranya bukan lagi triliun, tapi quadrillion.
Kredit untuk 2.500 perusahaan/perorangan itu saja sudah senilai dengan 93 persen keseluruhan kredit yang diberikan SCB.
BACA JUGA:Angka Digital
BACA JUGA:Tirai Keluarga
Jaksa menemukan bukti bahwa 2.500 penerima kredit itu sebenarnya jatuh ke perusahaan My Lan semua. Mungkin sama dengan yang pernah terjadi di kredit untuk ribuan petambak udang kita dulu.
Menurut jaksa SCB sendiri sebenarnya qqmutlak milik My Lan. Lebih 90 persen. Lewat berbagai skema yang tidak terlihat.
Dua hari lalu My Lan mendapat giliran ditanya hakim. Dia membantah semua itu. Katanyi: dia hanya memiliki saham kurang dari 5 persen di bank SCB. Yang 10 persen lagi milik dua putrinyi: masing-masing 5 persen. Lalu milik teman-temannyi sesama pengusaha: 30 persen. Sisanya milik para investor asing yang dia tidak tahu siapa mereka.
Sebagian besar investor itu memang My Lan yang mendapatkan. Yakni saat pemerintah minta bantuannyi untuk menyelamatkan dua bank yang sakit.
Dari 85 terdakwa itu 45 orang pejabat SCB sendiri. Yang 15 orang pejabat bank sentral. Ada juga dari BPK-nya Vietnam. Ada juga dari inspektorat.
Status bank SCB adalah bank joint stock. Maka nama lengkapnya: Sai Gon Joint Stock Commercial Bank.
BACA JUGA:Jagung Bakar