Hari Bhayangkara: Harapan Baru Reformasi Polri
Robot humanoid milik Polri ditunjukkan dalam gladi kotor puncak perayaan Hari Bhayangkara Ke-79 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (27/6/2025)-Divisi Humas Polri-ANTARA/HO
Pada 1 Juli 2025 ini, bangsa Indonesia khususnya Polri memperingati Hari Bhayangkara ke-79 yang menandai masa eksistensi Polri di tengah masyarakat dalam berbagi banyak momen atau fenomena.
Kita semua telah menyaksikan perjalanan Polri hingga saat ini yang penuh dengan tantangan dan hambatan. Sederet prestasi maupun catatan mewarnai perjalanan Polri hingga memasuki usianya yang ke-79. Berbagai slogan, moto, ataupun tagline telah dihasilkan untuk menggambarkan visi dan misi Polri dalam sejumlah kepemimpinan.
Polri telah memasuki berbagai tahapan dalam upaya mencapai “kedewasaan” atau kemandiriannya yang tentunya dipenuhi dengan prestasi maupun kegagalan, fluktuasi tingkat kepercayaan maupun kapasitas, hingga berbagai momen penting seperti politik nasional maupun global.
Kini Polri mengusung tagline “Presisi” (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan) yang menunjukkan tahapan menuju Polri yang berkualitas dan kredibilitas tinggi (strive for excellence). Lebih dari itu semua, berbagai catatan-catatan Polri, utamanya pasca-reformasi, selalu menjadi sebuah hal yang menarik.
BACA JUGA:Memacu Pendidikan Digital di Sekolah
Hari Bhayangkara tentunya lebih dari sekadar seremoni. Setiap Hari Bhayangkara merupakan momen berharga bagi kita semua untuk melihat atau mengevaluasi kembali peran dan kinerja Polri. Momen ini menjadi titik tumpu bagi Polri untuk meneguhkan panggilan reformasinya, memperbaiki diri, serta menjawab harapan publik.
Hal ini tentang merefleksikan perjalanan dan masa depan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Apa yang kemudian menjadi citra dan kondisi, tantangan dan permasalahan, serta harapan masyarakat di hari Bhayangkara.
Citra Polri
Menarik untuk dicermati adalah bagaimana tingkat kepercayaan publik terhadap Polri serta upaya untuk pemulihan dan peningkatan kepercayaan dan kepuasan publik oleh Polri dari waktu ke waktu.
Data statistik survei menunjukkan bahwa kepercayaan publik pada Polri cukup tinggi walaupun belum terbilang stabil terutama dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kasus internal Polri, prestasi Polri di kancah nasional dan internasional, akuntabilitas dan profesionalisme Polri di lapangan, hingga inovasi layanan publik.
BACA JUGA:Mengabadikan Peninggalan Budaya Tulis Lampung Kuno di Era Digital
Kita bisa mengambil contoh daya tarik Polri terhadap publik yang sempat tergoncang pada Agustus 2022 (49,8 persen), namun berhasil kembali naik secara signifikan ke 76,4 persen pada Juni–Juli 2023.
Pada segmen penegakan hukum, kepercayaan publik juga tumbuh dari 49,8 persen menjadi 74,8 persen, sementara kepercayaan kepada Polri dalam hal pembasmi korupsi naik dari 63,9 persen ke 69,2 persen.
Pada 2022 menurut survei Indopol dan Litbang Kompas, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri berkisar antara 55-69 persen. Angka ini kemudian meningkat tajam ke 65-87 persen (LSI dan Litbang Kompas) pada tahun berikutnya. Survei Puslitbang Polri dan Lemkapi pada tahun 2024 menunjukkan angka stabil pada 82-84 persen.
Sedangkan pada tahun ini, tingkat kepuasan mencapai 70-87 persen menurut Indikator Politik dan Survei KedaiKopi, namun tingkat kepercayaan terhadap Polri baru menyentuh angka 31 persen berdasar survei Civil Society for Police.