Dongkrak Pariwisata, Ini Strategi NTB Gaet Kunjungan Wisatawan

Pemenang Race 2 di kelas Pro Am dari Origine Motorsport Wei Lu (kedua kiri), Alessio Picariello (kiri) berselebrasi bersama pembalap tim Craft-Bamboo Racing Danial Frost (kanan), Jiatong Liang (kedua kanan) usai Race 2 GT World Challenge Asia 2025 di Pert--(ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nym)

MATARAM, BELITONGEKSPRES.COM – Lanskap laut biru jernih yang menyatu dengan perbukitan alami menjadikan Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai daerah yang kaya akan potensi wisata. 

Pemerintah daerah pun menempatkan sektor pariwisata sebagai pengungkit utama pertumbuhan ekonomi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.

Dalam peta jalan pembangunan tersebut, NTB menargetkan terciptanya destinasi wisata berkelas dunia demi mendongkrak pendapatan daerah serta membuka lebih banyak lapangan kerja. 

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menyatakan bahwa kontribusi sektor pariwisata diharapkan meningkat dari 11,64 persen menjadi minimal 12,60 persen pada 2029.

"Pariwisata akan menjadi penopang utama agar daerah ini mandiri dan tidak lagi terlalu bergantung pada sektor tambang," ujar Lalu Muhamad Iqbal, dilansir dari Antara, Selasa (10/6/2025).

BACA JUGA:TikTok Bantah Dugaan Monopoli dalam Akuisisi Tokopedia, Tekankan Prinsip Persaingan Sehat

Potensi Luas Wilayah dan Arah Kebijakan Tata Ruang

NTB merupakan provinsi kepulauan dengan wilayah daratan seluas 1,96 juta hektare dan lautan 2,79 juta hektare. Wilayah ini terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, serta 401 pulau kecil lainnya. 

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2024 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), luas kawasan pariwisata mencapai 32.808 hektare. Kawasan tersebut meliputi wilayah-wilayah strategis seperti Gili Indah, Kuta, dan Teluk Saleh.

Namun demikian, statistik menunjukkan kontribusi sektor pariwisata masih lebih rendah dibandingkan sektor tambang.

Ketika ekspor tambang terhenti, pertumbuhan ekonomi NTB secara tahunan (year-on-year) bahkan mengalami kontraksi hingga minus 1,47 persen pada triwulan I 2025. 

Komponen ekspor barang dan jasa mengalami penurunan terbesar sebesar 41,05 persen, diikuti oleh investasi dan konsumsi rumah tangga yang juga mengalami kontraksi.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah NTB berkomitmen untuk melakukan diversifikasi ekonomi dengan mendorong pariwisata sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan.

BACA JUGA:PT Gag Nikel Tegaskan Operasional Berkelanjutan Sesuai Kebijakan Pemerintah

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan