Gelombang PHK Massal Ancam Ekonomi Indonesia, Ini Solusi dari Celios

Ilustrasi: pemutusan hubungan kerja (PHK)--(freepik)

JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM – Perekonomian Indonesia tengah dihadapkan pada ancaman serius yang mengintai stabilitas sosial dan daya beli masyarakat: gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kian meluas.

Para pengamat ekonomi mengingatkan, jika tidak segera ditangani dengan langkah konkret dan terarah, PHK bisa menjadi pemicu krisis multidimensi yang berdampak jangka panjang.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara, menyebut PHK sebagai “vicious cycle” atau lingkaran setan yang dapat menjerumuskan Indonesia dalam stagnasi konsumsi dan penurunan produktivitas.

“Semakin banyak PHK terjadi, permintaan dari industri akan menurun, padahal banyak sektor yang kini mengandalkan konsumsi domestik. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan lebih banyak PHK lagi,” ungkap Bhima, dikutip dari Beritasatu, Jumat (9/5/2025).

BACA JUGA:Industri Media Terpuruk: 1.200 Karyawan Kena PHK, Nico Siahaan Ungkap Penyebabnya

Perang Dagang Global dan Serbuan Impor Perparah Situasi

Bhima menyoroti beberapa penyebab utama yang melatarbelakangi gelombang PHK, mulai dari tekanan global hingga persoalan struktural dalam negeri.

Salah satu faktor dominan adalah dampak lanjutan dari perang dagang global yang menurut prediksi akan menyebabkan sekitar 1,2 juta pekerja Indonesia kehilangan pekerjaan sepanjang 2025.

Sektor-sektor padat karya seperti garmen, pakaian jadi, dan alas kaki menjadi yang paling rentan terdampak. Banyak perusahaan di industri tersebut dipaksa melakukan efisiensi besar-besaran, termasuk pengurangan jumlah tenaga kerja, demi bertahan di tengah situasi yang tidak menentu.

Tak hanya itu, Bhima juga menegaskan bahwa tantangan dari dalam negeri—khususnya banjirnya barang impor murah—ikut memperparah kondisi industri lokal.

BACA JUGA:Kemenaker Ungkap Strategi Tekan Pengangguran di Tengah Maraknya PHK

Banyak negara kini mencari pasar baru akibat tertutupnya akses ekspor, dan Indonesia menjadi sasaran utama karena tingginya konsumsi domestik.

"Industri dalam negeri tertekan karena harus bersaing dengan produk impor yang jauh lebih murah, membuat perusahaan tidak punya pilihan lain selain efisiensi dengan PHK," jelasnya.

Pemerintah Harus Hadir Lebih Aktif: Perlu Stimulus dan Satgas PHK

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan