Kemenkeu: Inflasi pada Momen Ramadhan dan Idulfitri 2025 Tetap Terkendali

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat (8/11/2024)-Bayu Saputra/am-ANTARA

BELITONGEKSPRES.COM - Momentum Ramadhan dan Idulfitri kerap menjadi periode kritis bagi stabilitas harga, namun tahun ini, pemerintah berhasil menunjukkan ketahanan ekonomi yang solid. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat bahwa laju inflasi nasional tetap terkendali meskipun terjadi peningkatan aktivitas konsumsi dan berakhirnya beberapa kebijakan insentif.

Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, menjelaskan bahwa inflasi tahunan Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebesar 1,03 persen secara year-on-year (yoy), naik dari deflasi 0,09 persen di bulan sebelumnya. Kenaikan ini sebagian besar dipengaruhi oleh berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik dan peningkatan permintaan menjelang hari raya.

Meskipun begitu, Febrio menegaskan bahwa tingkat inflasi ini masih dalam kategori aman dan terkendali. Stabilitas harga, khususnya bahan pangan pokok, menjadi faktor penting yang menjaga kepercayaan masyarakat terhadap daya beli mereka selama periode Ramadhan dan Idulfitri.

“Inflasi inti tetap stabil di angka 2,48 persen (yoy), menunjukkan kekuatan fundamental ekonomi kita. Komoditas seperti beras dan produk unggas justru mencatat penurunan harga, menjadi penyeimbang bagi kenaikan harga lainnya,” jelas Febrio.

BACA JUGA:BTN Dukung Pembiayaan Perumahan untuk Wartawan Lewat Skema FLPP

BACA JUGA:Tutup Celah Korupsi: Prabowo Berencana Hapus Kuota Impor untuk Komoditas Pangan

Sementara itu, tarif angkutan antarkota mengalami inflasi karena lonjakan mobilitas mudik. Namun, hal ini diimbangi oleh kebijakan insentif seperti Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk tiket pesawat, yang berhasil menekan tarif angkutan udara secara bulanan.

Langkah-langkah terukur dan koordinasi lintas sektor terbukti menjadi kunci. Melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), pemerintah terus menjaga keseimbangan antara suplai dan permintaan. Salah satu fokus utama adalah penguatan pengawasan stok pangan dan penyerapan hasil panen raya, terutama beras, guna menjaga ketahanan pangan nasional.

“Kami akan terus menjaga inflasi agar tetap berada dalam sasaran yang telah ditetapkan. Ini menjadi bagian penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2025,” tutur Febrio.

Keberhasilan menjaga inflasi di tengah momen tekanan musiman ini menunjukkan bahwa strategi fiskal dan kebijakan harga pemerintah memiliki daya tahan. Dengan fondasi ekonomi yang terus diperkuat, Indonesia tetap optimis menatap target-target pembangunan ekonomi di tahun berjalan.  (antara)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan