BGN: Program MBG Bukan Sekadar Gizi, Tapi Juga Ciptakan Lapangan Kerja Baru

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Handayana memastikan, program makan bergizi gratis (MBG) tetap berjalan lancar selama Ramadan 2025-Juan Ardya Guardiola-Beritasatu.com

BELITONGEKSPRES.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah bukan sekadar proyek pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Di balik penyajiannya, tersimpan misi besar untuk membangun kemandirian ekonomi rakyat serta mempersiapkan generasi unggul Indonesia ke depan.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa MBG dirancang sebagai program multifungsi. Selain mencegah stunting dan memperbaiki kualitas gizi sejak dini, MBG juga membuka lapangan kerja dan menghidupkan ekonomi lokal melalui satuan layanan gizi bernama SPPG (Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi).

"Program ini memberi dampak ekonomi nyata karena setiap SPPG menyerap tenaga kerja langsung," ujar Dadan, Rabu 9 April. Ia menyebutkan, dalam satu SPPG terdapat tiga tenaga inti kepala unit, ahli gizi, dan akuntan yang langsung dibiayai dari APBN. Di luar itu, juru masak dan relawan juga dilibatkan dengan pendanaan dari mitra operasional.

Namun efek riilnya tak berhenti di sana. Setiap SPPG, yang ditargetkan melayani 3.000 hingga 4.000 jiwa, akan menciptakan kebutuhan bahan baku harian dalam jumlah besar. Di sinilah pelaku usaha lokal masuk sebagai penyalur bahan pangan. Diperkirakan, minimal 15 penyalur dibutuhkan per SPPG. Jika tiap penyalur mempekerjakan 2–5 orang, maka lapangan kerja tidak langsung akan tumbuh pesat.

BACA JUGA:Mensos: Korban PHK Berpotensi Dapat Bansos, Asal Masuk Data DTSEN

BACA JUGA:Waktu Keberangkatan Tinggal 20 Hari: Visa Haji Baru Terbit 294, Kemenag Akui Ada Kendala Teknis

“Program ini memicu terciptanya pasar baru yang berkembang secara organik di tengah masyarakat. Ini adalah strategi pembangunan ekonomi dari akar rumput,” tambah Dadan.

BGN pun membuka ruang partisipasi luas, baik untuk pengusaha, yayasan, maupun koperasi, agar terlibat sebagai mitra resmi melalui laman mitra.bgn.go.id. Peluang ini memungkinkan aktor lokal untuk turut ambil bagian dalam ekosistem MBG, sekaligus mendapatkan keuntungan secara finansial maupun sosial.

Lebih jauh, Dadan menekankan bahwa MBG merupakan bentuk investasi jangka panjang bangsa dalam membangun kualitas SDM. Ia memaparkan, populasi Indonesia terus bertumbuh dengan cepat mencapai tiga juta jiwa per tahun dengan mayoritas pertumbuhan berasal dari keluarga miskin dan rentan.

“Presiden sangat prihatin karena banyak anak lahir dari keluarga berpendapatan di bawah Rp1 juta, dengan tingkat pendidikan rendah. Ini masalah serius jika tidak kita intervensi sejak dini,” tegasnya.

Karena itu, MBG menyasar dua fase kunci dalam perkembangan manusia: 1.000 hari pertama kehidupan dan rentang usia 8–18 tahun. Program ini menyuplai gizi gratis secara terstruktur mulai dari ibu hamil hingga anak-anak SMA, sebagai upaya mencetak generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing.

“Anak-anak ini adalah masa depan bangsa. Dengan gizi yang cukup dan merata, kita sedang membangun fondasi SDM yang kokoh menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Dadan. (beritasatu)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan