Tinjau Aliran Irigasi, DPRD Belitung Soroti Penyempitan Aliran

Reporter: Dodi Pratama |

Editor: Dodi Pratama |

Rabu , 09 Apr 2025 - 18:37

DPRD Belitung saat meninjau titik aliran irigasi di Aik Baik, Tanjungpandan, Rabu 09 April 2025--(Doddy BE)

TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.COM - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Belitung melakukan peninjauan ke beberapa aliran irigasi di Air Baik dan Air Serkuk Tanjungpandan.

Adapun, di Jalan Air Baik ada dua titik, Jalan Kenanga daerah persawahan Air Serkuk dengan total ada 4 titik irigasi.

Peninjauan itu dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Belitung, Vina Cristyn Ferani bersama Ketua Komisi II DPRD Belitung Iwan Saputra beserta anggota dan didampingi Kepala Dinas Kepala DPUPR Belitung, Edi Usdianto beserta jajarannya.

Selain itu, turut hadir Sekretaris Lurah Paal Satu, Eko dan Kades Aik Pelempang Jaya Rezali, dan perangkat lurah atau desa masing-masing, Rabu 09 April 2025.

Menurut Ketua DPRD Belitung, Vina Cristyn Ferani berdasarkan hasil sidak mereka yakni ada hal yang paling mengkhawatirkan seperti alih fungsi embung atau kolong di Air Baik, Tanjungpandan itu.

"Di sekitar embung di Air Baik itu, sudah ada aktivitas penimbunan, bahkan sudah ada yang menimbun dan tanahnya di jual," kata Ketua DPRD Belitung, Vina Cristyn Ferani.

Vina menyebutkan, saat di lokasi itu mereka berkomunikasi langsung dengan Seklur Paal Satu serta Kades Air Pelempang Jaya mengenai adanya aktivitas tersebut di area embung Air Baik itu.

"Nah jika itu tidak ada izinnya, tolong itu ditindaklanjuti, sehingga tidak ada pembiaran, karena itu embung air dan aliran sungai," jelasnya.

Vina menambahkan, dalam peninjauan tersebut, mereka juga menemukan saluran air yang tersumbat akibat tumpukan sampah. Lalu, aliran air yang tersendat bahkan mulai menggerus badan jalan di Jalan Aik Baik, terlihat terancam putus jika tidak segera diperbaiki.

"Jika ada satu yang tidak ditindak maka yang lain akan ikut, maka lama-lama aliran sungai akan sempit dan masyarakat yang kena dampaknya, dan nanti tetap larinya ke Lurah, Kades, dan DPR," lanjutnya.

Vina juga meminta pihak kelurahan menginventarisasi titik-titik aliran air yang tersumbat untuk segera ditangani.

Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan demi mencegah banjir.

tinjau aliran irigasi, dprd belitung soroti penyempitan aliran                              tanjungpandan, belitongekspres.com - dewan perwakilan rakyat daerah (dprd) kabupaten belitung melakukan peninjauan ke beberapa aliran irigasi di air baik dan air serkuk tanjungpandan.
adapun, di jalan air baik ada dua titik, jalan kenanga daerah persawahan air serkuk dengan total ada 4 titik irigasi.
peninjauan itu dipimpin langsung oleh ketua dprd belitung, vina cristyn ferani bersama ketua komisi ii dprd belitung iwan saputra beserta anggota dan didampingi kepala dinas kepala dpupr belitung, edi usdianto beserta jajarannya.
selain itu, turut hadir sekretaris lurah paal satu, eko dan kades aik pelempang jaya rezali, dan perangkat lurah atau desa masing-masing, rabu 09 april 2025.
menurut ketua dprd belitung, vina cristyn ferani berdasarkan hasil sidak mereka yakni ada hal yang paling mengkhawatirkan seperti alih fungsi embung atau kolong di air baik, tanjungpandan itu.
"di sekitar embung di air baik itu, sudah ada aktivitas penimbunan, bahkan sudah ada yang menimbun dan tanahnya di jual," kata ketua dprd belitung, vina cristyn ferani.
baca juga:sampah masuk tpa capai 186 ton dalam sepekan lebaran
vina menyebutkan, saat di lokasi itu mereka berkomunikasi langsung dengan seklur paal satu serta kades air pelempang jaya mengenai adanya aktivitas tersebut di area embung air baik itu.
"nah jika itu tidak ada izinnya, tolong itu ditindaklanjuti, sehingga tidak ada pembiaran, karena itu embung air dan aliran sungai," jelasnya.
vina menambahkan, dalam peninjauan tersebut, mereka juga menemukan saluran air yang tersumbat akibat tumpukan sampah. lalu, aliran air yang tersendat bahkan mulai menggerus badan jalan di jalan aik baik, terlihat terancam putus jika tidak segera diperbaiki.
"jika ada satu yang tidak ditindak maka yang lain akan ikut, maka lama-lama aliran sungai akan sempit dan masyarakat yang kena dampaknya, dan nanti tetap larinya ke lurah, kades, dan dpr," lanjutnya.
vina juga meminta pihak kelurahan menginventarisasi titik-titik aliran air yang tersumbat untuk segera ditangani.
selain itu, ia mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan demi mencegah banjir.
baca juga:hari pertama masuk kerja usai lebaran, bupati beltim ingatkan asn jangan lagi pakai joki absen
"kalau buang sampah sembarangan, mau sebagus apapun salurannya, tetap mampet. ini harus jadi kesadaran bersama," ujarnya.
kemudian terkait pengembalian fungsi embung, vina menekankan pentingnya penegasan batas sempadan minimal 20 meter dari pinggir embung.
oleh karena itu, ia meminta kelurahan segera memasang patok agar area embung tidak semakin menyempit.
"kalau daya tampung airnya sudah tidak sesuai, masyarakat luas juga yang akan terdampak, dulu juga pernah ada tambang liar di kawasan ini, dan dampaknya masih terasa sampai sekarang," tandasnya.
sementara itu, kepala dpupr kabupaten belitung, edi usdianto mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas penimbunan di saluran irigasi persawahan, untuk mengantisipasi terjadinya alih fungsi lahan sehingga menimbulkan dampak kerusakan terhadap lingkungan.
"mengimbau masyarakat jangan lagi merambah dan melakukan penimbunan di kolong irigasi atau sumber mata air sawah," kata edi usdianto.
baca juga:hotman paris sarankan ridwan kamil tidak melakukan apapun untuk hadapi lisa mariana
menurut edi, wilayah kelurahan paal satu, desa air pelempang jaya, dan desa air saga banyak ditemukan terjadinya alih fungsi tata ruang maupun lahan karena maraknya aktivitas penimbunan.
setelah dilakukan penimbunan, biasa muncul atau dibuatkan surat keterangan atas tanah tersebut lalu selanjutnya diperjualbelikan.
maka, jika mengacu kepada aturan yang berlaku, kawasan saluran irigasi sudah sangat jelas tidak boleh disentuh atau dirambah oleh masyarakat.
"dulu waktu kami di dlh belitung kami pernah turun dengan bagian tata pemerintahan dan hukum setda pemkab belitung beserta tim yang lengkap dan sudah kami pasang patok," kata edi.
berdasarkan hasil peninjauan tadi, edi menerangkan, bahwa aktivitas penimbunan terindikasi sudah melebihi dari patok atau batas yang dipasang sebelumnya, sehingga saluran irigasi mengalami penyempitan. 
"jika saluran irigasi sudah dirambah maka tentu akan mengganggu stabilitas irigasi di persawahan, apabila terjadi hujan lebat maka tidak bisa menampung air secara maksimal," sebutnya.
di sisi lain, edi memaparkan, kawasan sepadan aliran sungai yang seharusnya tidak boleh adanya aktivitas penambangan bijih timah, malah ditambang oleh masyarakat sehingga mengubah morfologi kawasan sekitar itu.
"kondisi ini mempengaruhi kawasan sawah di hilirnya kemudian saluran irigasi terjadi penyempitan, ketika hujan lebat kolong tidak bisa menampung air dan terjadi banjir," tandasnya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Belitong Ekspres 10 April 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan