Sampah Masuk TPA Capai 186 Ton Dalam Sepekan Lebaran

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dan Limbah B3, DLH Belitung, Johandi Agus Saputra bersama Kepala DLH Belitung Yasa saat berada di TPA Gunung Sadai.-(Ist/Johandi)-

TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Belitung mencatat jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunung Sadai sebanyak 186, 96 ton selama libur lebaran 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.

Jumlah tersebut merupakan data pada 3 April hingga 8 April 2025.

"Peningkatan setelah lebaran itu ada, terlihat dari sampah yang masuk ke TPA DLH Belitung," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, DLH Belitung, Johandi Agus Saputra kepada Belitong Ekspres, Rabu 9 April 2025.

Menurut Johandi, peningkatan itu juga terlihat pada timbulan sampah yang ada di beberapa TPS di Tanjungpandan, yakni penuh semua berisi sampah.

BACA JUGA:Bupati Beltim Janjikan Studi Banding ke Jepang untuk Kepsek dan Guru Terbaik

"Biasanya satu kali angkut, tapi kali ini bisa tiga kali kita angkut sampah itu. Dan selama lebaran itu timbulan sampah meningkat," jelas Johandi.

Johandi terus mengajak masyarakat untuk bijak mengelolah sampah dari rumah masing-masing, yaitu menanamkan pola pikir sampahku tanggung jawabku.

Sebelumnya, selama lebaran mereka juga menghimbau kepada masyarakat untuk menghindari penggunaan kemasan plastik sekali pakai, styrofoam dan barang, serta kemasan sekali pakai lainnya.

Lalu, ia menghimbau kepada pemilik objek wisata dan rumah makan agar menyediakan tempat sampah terpilah baik organik maupun anorganik sehingga memudahkan pengunjung untuk membuang sampah.

"Jadi selama lebaran kita himbau terus dan mudik minim sampah sudah kita suarakan kepada masyarakat Belitung," sebutnya.

BACA JUGA:Hari Pertama Masuk Kerja Usai Lebaran, Bupati Beltim Ingatkan ASN Jangan Lagi Pakai Joki Absen

Kemudian Johandi menjelaskan, sampah yang masuk ke TPA pasca lebaran itu paling dominan yakni sampah anorgani seperti bekas minum saat lebaran.

Padahal, botol bekas itu bernilai ekonomis dan masyarakat bisa memilah sendiri.

"Nah itu kedepan kita akan terus dorong masyarakat untuk memilah sampah dan yang bernilai ekonomis bisa dijadikan rupiah untuk masyarakat yakni melalui bank sampah atau pengepul," tandasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan