Pemerintah Myanmar Apresiasi Tim INASAR atas Aksi Kemanusiaan Pascagempa 7,7 SR
Tangkapan layar -Suasana koordinasi tim INASAR beserta tim penyelamat dari negara lainnya saat proses penyelamatan dan pertolongan korban gempa di Myanmar, Ahad (6/4/2025), waktu setempat-Darwin Fatir/HO-Dokumentasi Tim INASAR- ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Semangat solidaritas kawasan kembali teruji dalam misi kemanusiaan di Myanmar pascagempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang negara tersebut pada 28 Maret 2025. Di tengah reruntuhan bangunan dan duka para korban, sinergi antarnegara Asia Tenggara menjadi kekuatan utama dalam upaya penyelamatan dan pemulihan.
Salah satu wujud nyata kolaborasi regional itu adalah kontribusi Tim INASAR (Indonesia Search and Rescue). Pemerintah Myanmar, melalui Menteri Persatuan untuk Kesejahteraan Sosial, Pemulihan dan Pemukiman Kembali, Dr. Soe Win, menyampaikan apresiasi mendalam atas dedikasi tim Indonesia yang turut menyelamatkan para korban yang terjebak di puing-puing bangunan.
“Kerja sama lintas negara telah memungkinkan upaya pencarian dan penyelamatan (SAR) yang efektif. Kami berterima kasih atas belas kasih dan kerja keras tim dari negara-negara sahabat,” ujar Soe Win dalam seremoni penghormatan kepada tim SAR internasional, Minggu 6 April.
Tak hanya Indonesia, misi penyelamatan juga diperkuat oleh tim dari Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam. Total, kerja keras tim gabungan ini berhasil menyelamatkan delapan orang dalam kondisi hidup dan menemukan 172 jenazah korban gempa.
BACA JUGA:Wagub Jabar Sesalkan Bupati Lucky Hakim Tak Patuhi Aturan ke Jepang Tanpa Izin
BACA JUGA:Arab Saudi Tangguhkan Visa 14 Negara Jelang Haji 2025, Indonesia Ikut Terdampak
Tim INASAR turut mendapat penghargaan khusus berupa piagam dan cenderamata dari pemerintah Myanmar. Pengakuan ini juga disampaikan oleh Fire Service Department Myanmar, yang memuji profesionalisme serta semangat kolaboratif tim SAR Indonesia selama bertugas.
Seremoni penghargaan yang berlangsung di Myanmar turut dihadiri para pejabat tinggi, termasuk Ketua Dewan Nay Pyi Taw U Than Tun Oo, perwakilan Kementerian Luar Negeri Myanmar, serta jajaran dari AHA Centre, lembaga koordinasi bencana ASEAN.
Kehadiran dan kontribusi Indonesia dalam misi ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan kemanusiaan di kawasan bukan hanya soal kesiapan teknis, tapi juga komitmen pada nilai-nilai solidaritas dan kemanusiaan lintas batas. (antara)