Cara Bertahap Mengembalikan Pola Tidur Setelah Libur Lebaran
ilustrasi tidur. Freepik--
BELITONGEKSPRES.COM - Libur Lebaran sering kali menjadi momen untuk melepas penat dari rutinitas, tapi tak jarang juga mengacaukan ritme hidup yang telah tertata, terutama pola tidur. Setelah beberapa hari terbiasa tidur larut dan bangun siang, tubuh butuh waktu untuk kembali menyesuaikan diri dengan ritme harian yang lebih teratur.
Menurut dokter spesialis tidur, dr. Andreas Prasadja, RPSGT, pemulihan pola tidur sebaiknya tidak dilakukan secara drastis. “Lakukan perlahan dan santai. Kalau selama Ramadhan biasa tidur jam 22.00, dan sekarang ingin kembali ke jam 21.00, cukup mundurkan sedikit demi sedikit,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta.
Dr. Andreas membandingkan perubahan pola tidur ini dengan kondisi jet lag. Setiap pergeseran satu jam dalam pola tidur, lanjutnya, umumnya memerlukan satu hari untuk kembali menyesuaikan diri. Artinya, jika selama libur terjadi perbedaan waktu tidur hingga tiga jam, dibutuhkan sekitar tiga hari untuk memulihkannya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menghindari kafein dan makanan berat menjelang tidur agar tubuh lebih mudah beristirahat secara alami.
BACA JUGA:Waspada! Ini 6 Bahaya Terlalu Lama di Ruangan Ber-AC bagi Kesehatan
BACA JUGA:7 Langkah Penggunaan Perawatan Kulit Pagi dan Malam agar Produk Bekerja Maksimal
Dari sisi psikologis, klinis Kasandra A. Putranto menambahkan bahwa libur panjang tak hanya mengubah jam tidur, tapi juga mengganggu ritme sirkadian jam biologis alami tubuh. “Setelah liburan, banyak orang sulit kembali ke rutinitas karena tubuh dan pikiran perlu waktu untuk beradaptasi,” ujarnya.
Untuk itu, ia menyarankan agar kita mulai menetapkan kembali jadwal tidur dan bangun secara konsisten, bahkan saat akhir pekan. Lebih dari itu, kualitas tidur juga ditentukan oleh suasana ruang tidur. Kasandra menyarankan lingkungan kamar yang gelap, tenang, dan sejuk untuk mendukung tidur nyenyak.
“Meditasi ringan atau yoga sebelum tidur juga bisa membantu tubuh lebih rileks dan pikiran lebih tenang,” tuturnya.
Masa transisi pascaliburan bukan hanya soal kembali bekerja atau belajar, tetapi juga soal mengembalikan harmoni antara tubuh dan pikiran. Dengan pendekatan yang lembut dan terencana, ritme sehat bisa pulih tanpa tekanan. (antara)