IKN Hadapi Tantangan Ekologis: Tikus Bermunculan, OIKN Sebar Ratusan Perangkap

Wisatawan mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur saat libur Lebaran 2025, Minggu (6/4/2025)-Fuad Iqbal Abdullah-Beritasatu.com

BELITONGEKSPRES.COM - Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan selama libur Lebaran 2025, Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur tak hanya menjadi pusat perhatian karena keindahan arsitekturnya, tetapi juga menghadapi tantangan ekologis. Maraknya populasi tikus yang berkeliaran di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Fenomena ini menjadi viral setelah sejumlah pengunjung merekam keberadaan tikus di sekitar area IKN. Beberapa video menunjukkan hewan pengerat tersebut muncul bebas di tengah keramaian wisatawan, memicu kekhawatiran dan keluhan terkait kebersihan serta kenyamanan kawasan yang sedang dibangun sebagai pusat pemerintahan baru Indonesia.

Menurut Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan Otorita IKN, Thomas Umbu Pati Tena, maraknya tikus tak lepas dari kondisi geografis kawasan tersebut yang sebelumnya merupakan hutan perbukitan. 

“Dulu ini adalah kawasan alami, jadi memang banyak ditemukan sarang tikus. Ketika pembangunan berlangsung dan kawasan ini mulai ramai, hewan-hewan itu beradaptasi,” ujarnya.

BACA JUGA:Mensos Gus Ipul Ingatkan Masyarakat Tidak Bergantung pada Bantuan Sosial

BACA JUGA:Prabowo Terbang ke Malaysia, Silaturahmi dengan Anwar Ibrahim Sekaligus Bahas Tarif Impor AS

Namun Thomas menekankan bahwa Otorita IKN tidak tinggal diam. Pihaknya telah menyebar ratusan perangkap tikus serta mengambil langkah-langkah preventif lainnya, termasuk penyemprotan dan penyebaran obat pengendali hama. 

Ia juga menyebut bahwa tim kesehatan dan sosial kemasyarakatan sudah bergerak untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang bisa ditularkan melalui tikus.

Selain faktor alam, Thomas juga menyoroti minimnya kesadaran pengunjung dalam menjaga kebersihan. Sampah yang dibuang sembarangan terutama sisa makanan dan botol plastik menjadi daya tarik bagi tikus untuk bermigrasi dan berkembang biak di sekitar kawasan ramai.

Wisatawan seperti Via dan Sarah mengakui kekaguman mereka terhadap desain futuristik IKN yang berdiri megah di tengah lanskap alam Kalimantan. Namun mereka juga menyayangkan banyaknya sampah yang tersebar di beberapa titik, meski sudah tersedia tempat sampah dan petunjuk yang jelas.

Pengalaman ini menunjukkan bahwa membangun kota bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga membentuk budaya baru termasuk budaya menjaga lingkungan. IKN sebagai simbol masa depan Indonesia perlu didukung bukan hanya oleh teknologi dan pembangunan, tetapi juga oleh perilaku masyarakat yang sadar dan bertanggung jawab terhadap alam. (beritasatu)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan