Relawan Paul

Dahlan Iskan--

Paul sebagai ketua tim pengampu RSV Kupang juga tidak mau gagal. Ia bikin putusan: harus dicari pasien cadangan. Yang sakitnya tidak terlalu berat. Si cadangan harus siap dioperasi pada jam yang sama.

Kebetulan ada pasien yang sudah lama antre di Sanglah. Orang NTT juga. Ia-lah yang jadi cadangan.

Jika di detik terakhir diputuskan operasi harus dibatalkan maka pasien cadangan yang dioperasi.

Batal operasi seperti itu biasa. Termasuk di keluarga besar saya. Jauh-jauh datang ke Houston, Texas. Mau operasi tumor. Sudah dimasukkan ruang operasi. Punggungnya sudah disayat. Batal. Ditutup kembali. Lukanya disembuhkan tapi kankernya sudah menyebar.

Bisa juga pasien pertama di Kupang ini tetap dioperasi. Ternyata tidak sukses. Meninggal. Segera pasien cadangan dioperasi. Satu gagal, satu berhasil. Tidak terlalu jelek.

Opini dokter ahli terbelah: ada yang tidak mau beropini, ada yang keras berpendapat operasi harus dibatalkan. Bahaya. Begitu satu katup selesai diganti tekanan akan naik tak terkendali.

Paul Tahalele memutuskan: operasi tetap diteruskan. Pasien cadangan disiapkan. Doa dipanjatkan –kalau kata ''panjat'' masih cocok zaman serbacepat ini. (Dahlan Iskan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan