Mengatasi Jerat Yolo dengan Strategi Yono

lustrasi - Kepala Bagian Pengawasan LJK OJK Papua, Yosua Rinaldy saat menjelaskan terkait literasi keuangan digital di Kota Jayapura, Papua, Rabu (26/2/2025--(ANTARA/Qadri Pratiwi)

Membangun mindset juga penting. Jika ingin membeli sebuah barang, sebaiknya lebih memilih barang yang tahan lama dan multifungsi. Prioritas ada pada masalah kualitas, bukan kuantitas. Fokus pada investasi jangka panjang daripada konsumsi sesaat. Contoh: beli emas 24 karat daripada gadget baru.

YONO bukan sekadar tren, tetapi paradigma hidup yang mengajarkan kita untuk "hidup sekali dengan bijak". Bagi mereka yang terjerat hutang karena YOLO, langkah pertama adalah dengan menyadari bahwa perilaku YOLO, FOMO, dan FOPO ini keliru. Kemudian mengakui bahwa perilaku yang keliru ini menjadi sumber timbulnya kekacauan finansial.

Selanjutnya, perbaiki dengan strategi YONO, yakni dengan menerapkan prioritas "penting-mendesak" dan fokus pada keberlanjutan ekonomi keluarga. Dengan skema ini, insya Allah siapa pun bisa melepaskan jeratan YOLO, FOMO, dan FOPO sehingga kembali produktif.

"Orang menjadi kaya bukan dilihat dari berapa harta yang dimiliki, namun dari bagaimana cara ia mengaturnya."

*) Baratadewa Sakti Perdana ST ME CPFA CPRM CPMM AWP adalah praktisi Keuangan Keluarga & Pendamping Keuangan Bisnis UMKM

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan