Inovasi Koperasi KIM: Sulap Sabut Kelapa Jadi Produk Bernilai Jual Tinggi
![](https://belitongekspres.bacakoran.co/upload/cbe22c51b0a33e3729c7b07699257161.jpg)
Rusni Febrianti (kiri) saat mengikuti MIHAS di kompleks MITEC di Kuala Lumpur, Malaysia, 2024--(ANTARA/HO-dokumen pribadi)
PENAJAM PASER UTARA - Sabut kelapa, bagian luar yang melindungi buah kelapa dengan serat-serat kasarnya, sering dianggap sebagai limbah yang hanya dibiarkan membusuk atau digunakan sebagai kayu bakar. Beberapa orang mengolahnya menjadi tali atau keset, tetapi pemanfaatannya masih terbatas.
Namun, sejak 2016, seorang wanita asal Kelurahan Saloloang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, justru melihat peluang besar dari limbah ini. Rusni Febrianti mulai berkreasi dengan sabut kelapa, mengubahnya menjadi produk kerajinan tangan bernilai jual tinggi.
Melihat banyaknya sabut kelapa yang hanya ditumpuk dan dibakar di sekitarnya, Rusni merasa penasaran. Selama ini, limbah tersebut biasanya hanya diolah menjadi cocopeat dan cocofiber untuk media tanam dengan harga jual rendah.
Berbekal rasa ingin tahu, ia mulai mencari ide di internet tentang cara memanfaatkan sabut kelapa dengan lebih kreatif. Dari berbagai sumber, termasuk video YouTube, ia menemukan inspirasi untuk mengolahnya menjadi produk yang lebih menarik. Hasil kreasinya yang pertama pun lahir: sebuah pot bunga dari sabut kelapa.
Kemudian pada 2020, Rusni mendirikan Koperasi Kriya Inovasi Mandara (KIM) dan mengajak sejumlah perempuan di Kelurahan Saloloang yang juga berstatus sebagai orang tua tunggal untuk bergabung.
BACA JUGA: 3 Mantan Pejabat Desa di Beltim Jadi Tersangka, Terjerat Kasus Korupsi APBDes 2015
Sambil terus belajar secara mandiri melalui YouTube, Rusni juga membagikan ilmunya kepada anggota koperasi. Bersama-sama, mereka mulai mengolah sabut kelapa menjadi produk bernilai ekonomi dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan.
Koperasi KIM menjadi wadah untuk memasarkan hasil kreasi berbahan sabut kelapa. Awalnya, produksi mereka masih terbatas pada pot bunga. Namun, koperasi ini bercita-cita meningkatkan kuantitas dan kualitas produknya agar lebih berdaya saing, tidak hanya di pasar lokal dan regional, tetapi juga berpotensi menembus pasar ekspor.
Jadi Mitra Binaan
Sebagai pengusaha lokal, Rusni Febrianti berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja bagi anggota koperasi dan warga sekitar demi kesejahteraan bersama.
Upaya Koperasi KIM dalam mengolah limbah sabut kelapa menjadi produk bernilai ekonomi menarik perhatian Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). Pada 2021, anak perusahaan PT Pertamina tersebut resmi menjadikan Koperasi KIM sebagai mitra binaan.
Semangat ibu-ibu di Koperasi KIM dalam mengembangkan kriya berbahan sabut kelapa sejalan dengan program pemanfaatan ulang limbah kelapa yang dijalankan PHKT. Hal ini membuat kerja sama antara keduanya terus berkembang dengan baik.
Tak hanya memberikan bantuan berupa mesin pengolah sabut kelapa menjadi cocopeat dan cocofiber, PHKT juga memfasilitasi studi banding ke luar daerah bagi anggota koperasi. Selain itu, mereka mendatangkan instruktur profesional untuk memberikan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam Koperasi KIM agar keterampilan mereka semakin terasah.
BACA JUGA:Mentan Andi Amran: Efisiensi Anggaran Tidak Akan Hambat Swasembada Pangan