Kementerian Keuangan Dorong Hilirisasi Rumput Laut di Maluku Utara

Potensi rumput laut dongkrak perekonomian nelayan setempat, Selasa (28/1/2025)-Abdul Fatah-ANTARA

BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah melalui Perwakilan Kementerian Keuangan di Maluku Utara mendorong pengembangan hilirisasi rumput laut sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas kelautan daerah tersebut. 

Dengan potensi geografis yang mendukung, Maluku Utara dinilai memiliki peluang besar untuk menjadi pusat produksi dan hilirisasi rumput laut di Indonesia.

“Wilayah kepulauan Maluku Utara yang luas dan perairan yang tenang memberikan keunggulan sebagai sentra produksi rumput laut. Potensi ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan produk hilir yang bernilai tambah,” ujar Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara, Tunas Agung Jiwa Brata, di Ternate, Selasa.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produksi rumput laut di Maluku Utara mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2019 hingga 2023. Saat ini, provinsi tersebut berada di peringkat ke-10 produsen rumput laut terbesar di Indonesia, dengan potensi untuk terus naik dalam peringkat nasional.

BACA JUGA:Kemenkeu Tetapkan Target Efisiensi Anggaran Belanja K/L Tahun 2025 Sebesar Rp256,1 Triliun

BACA JUGA:BSI Kembangkan Sistem Pembayaran Non-Tunai untuk Mudahkan Jemaah di Arab Saudi

Tunas menyoroti pentingnya pengolahan rumput laut menjadi berbagai produk turunan, seperti bahan kosmetik, obat-obatan, cat, pupuk, hingga makanan seperti agar-agar, keripik, dan sup rumput laut. “Permintaan global terhadap produk berbasis rumput laut terus meningkat, terutama dari pasar Tiongkok, Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia,” tambahnya.

Kesuksesan proyek percontohan hilirisasi di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menjadi inspirasi bagi pengembangan serupa di Maluku Utara. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan perluasan proyek hilirisasi ini ke wilayah Maluku Utara, mengingat Indonesia memproduksi rata-rata 9,5 juta ton rumput laut per tahun selama periode 2019–2023.

Pemerintah berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor ini melalui kebijakan insentif, pendampingan teknis, serta peningkatan teknologi pengolahan. Dengan upaya ini, diharapkan Maluku Utara mampu meningkatkan ekspor produk hilir berbasis rumput laut, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat ekonomi berbasis kelautan di tingkat daerah.

“Langkah ini tidak hanya akan menguntungkan ekonomi lokal, tetapi juga menjadikan Maluku Utara sebagai pemain kunci dalam pasar rumput laut global,” tutup Tunas.  (antara)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan