Gus Dur, Abdul Mu'ti, dan Libur Ramadhan

Mendikdasmen Abdul Mu'ti usai menghadiri Tanwir 1 Aisyiyah di Jakarta, Rabu (15/1/2025)-Lintang Budiyanti Prameswari/am-ANTARA

Pada akhirnya, yang dibutuhkan bukan sekadar penyesuaian untuk mengejar waktu, tetapi kebijakan yang menjaga keseimbangan pendidikan yang mengasah kecerdasan akademik tanpa melupakan karakter.

Pendidikan yang mampu menghasilkan generasi cerdas, bijaksana, penuh kasih, dan peduli terhadap dunia di sekitarnya.

Itulah esensi pendidikan sejati yakni mendidik hati, selain akal. Jika bangsa ini dapat menemukan jalan tengah antara kebijakan Gus Dur dan Abdul Mu'ti, maka Indonesia akan mendapatkan formula pendidikan yang lebih holistik, yang tidak hanya mendidik otak, tetapi juga menyentuh jiwa. (antara)

Oleh: Eko Supriatno, Dosen Ilmu Pemerintahan di Fakultas Hukum dan Sosial Universitas Mathla’ul Anwar Banten.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan