Wamen Kebudayaan RI Giring Tinjau Museum Maritim Belitung, Ini Pesannya
Wamen Kebudayaan Giring Ganesha kunjungi Museum Maritim Belitung-Dodi Pratama/BE-
SIJUK, BELITONGEKSPRES.COM - Wakil Menteri (Wamen) Kebudayaan RI, Giring Ganesha meminta agar narasi Museum Maritim Belitung diperkuat agar dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan luas kepada para pengunjung.
Ia melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke beberapa tempat di Kabupaten Belitung, di antaranya Museum Maritim Desa Budaya Batu Itam, dan Museum Tanjungpandan, Jumat 27 Desember 2024.
Kunker Wamen Giring Ganesha ke Belitubg dilakukan guna menindaklanjuti kunjungan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon beberapa waktu lalu.
"Narasinya itu akan diperbaiki, karena kalau museum tanpa narasi yang kuat pasti hanya begitu saja," kata Wamen Giring Ganesha kepada wartawan.
BACA JUGA: DPC PPP Belitung Siapkan Strategi Menyongsong Pemilu 2029
BACA JUGA:Bandara H.AS Hanandjoeddin Catat Rekor Penumpang Tertinggi Selama Libur Nataru 2024/2025
Menurut Giring, narasi Museum Maritim Belitung yang kuat akan menginspirasi para siswa, mahasiswa, maupun turis yang berkunjung ke museum tersebut. Sehingga mereka balik lagi ke museum tersebut.
"Jadi tantangan kami yang pertama adalah bagaimana memperbaiki dan membersihkan yang rusak-rusak di kawasan musem Maritim Belitung selanjutnya memperkuat narasi," ujarnya.
Menurutnya, Museum Maritim Belitung memiliki area yang cukup luas mencapai 8,7 hektare, dan pantai serta bangunan pendopo. Itu bisa dijadikan sebagai pusat kebudayaan bagi anak-anak muda dan kreatif setempat.
"Anak-anak daerah setempat nantinya bisa mengisi pendopo-pendopo tersebut dengan kegiatan kebudayaan dan kreatif," kata Giring.
BACA JUGA:Mantan Penambang di HKM Juru Seberang Angkat Bicara, Bongkar Bekingan dan Bos Timah
BACA JUGA:Meski Libur, Pengunjung Perpustakaan Bisa Gunakan Aplikasi i-Belitung
Ia menambahkan, Belitung dari dulu menjadi lokasi atau tempat penambangan biji timah serta menjadi pusat perdagangan dunia.
Misalnya, pada pedagang berhenti di Pulau Belitung selama enam bulan sambil menunggu angin untuk pulang.