Menggapai Swasembada Energi-Mineral dengan Optimalisasi Eksplorasi
Tangkapan layar layanan Geomap dari Badan Geologi, Kementerian ESDM-Ricky Prayoga-ANTARA
Nela yang merupakan penanggung jawab Geomap, mengatakan karena sifatnya WebGIS melalui dashboard terintegrasi, jadi seluruh aktifitas Geomap terpantau di workstation itu secara realtime.
Awalnya, basis data Geomap memiliki 12 tema peta dan memuat 4.756 peta cetak dalam format raster image. Seiring waktu, tema peta berkembang menjadi 60 dan jumlah koleksi peta menjadi 6.569 peta dalam format raster image, serta 544 file data peta geologi digital dalam format vektor file .*shp skala 1:100k yang telah disiapkan sesuai dengan batas administrasi kabupaten/kota di Indonesia.
Tema peta dalam aplikasi ini, mulai dari Peta Geologi, Peta Patahan Aktif, Peta Potensi Batubara, Peta Potensi Mineral Bukan Logam, Peta Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi Indonesia, Peta Hidrogeologi, Peta Cekungan Air Tanah, Peta Sebaran Sedimen Dasar Laut, Peta Sumber Daya Mineral Kelautan Indonesia dan lainnya.
Di aplikasi ini terdapat fitur single-sign-on bagi pengguna (users) dan fitur unduh (download). Pencarian peta didasarkan pada wilayah administrasi Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga akan didapatkan rekomendasi peta yang tersedia baik dalam format raster maupun vektor dalam berbagai skala (1:5M,1:2M, 1:1M,1:250K,1:100K, dan 1:50K).
BACA JUGA:Menata Ulang Insentif Pajak Melalui Sunset Clause Policy
Inovasi layanan publik Geomap ini disebut mampu memangkas SOP pelayanan peta dari 19 hari menjadi kurang dari dua jam saja. Dan hingga saat ini jumlah pengguna telah mencapai 11 ribu dari berbagai latar belakang dari akademisi, pemerintahan, industri baik BUMN ataupun swasta, dan stakeholder lainnya.
Geomap yang sudah mendata hampir seluruh kondisi geologi di seluruh wilayah Indonesia, diharapkan bisa digunakan sebagai data dasar kegeologian guna menemukan lokasi-lokasi sebaran sumber daya energi baru yang belum tereksplorasi, baik itu minyak, gas, mineral, batu bara, hingga logam jarang guba memastikan cadangan dan menggapai swasembada energi Indonesia.
"Termasuk harapannya juga kita bisa memetakan potensi risiko yang mungkin akan jadi salah satu tantangan untuk menggapai cita-cita swasembada energi kita," ucapnya.
Pelibatan Kampus
Dalam memaksimalkan potensi Geomap yang menyediakan data awal kondisi geologi di Indonesia guna mencapai swasembada, Kementerian ESDM kemudian menggandeng berbagai universitas untuk melakukan eksplorasi.
Di tahap awal, kementerian menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, dan Universitas Padjadjaran (Unpad), lewat MoU yang diteken di Kompleks Badan Geologi Bandung, Rabu (22/10/2025) guna mengeksplorasi potensi energi Indonesia.
BACA JUGA:Membuka Kembali Catatan Penanganan Pandemi Oleh KBRI Kuala Lumpur
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menjelaskan kerja sama mereka melalui Badan Geologi dengan perguruan tinggi dengan berfokus pada riset ini, bertujuan untuk meningkatkan kegiatan produksi minyak, gas, batubara, dan juga hilirisasi sumber daya alam.
Kegiatan eksplorasi ini merupakan bagian dari program tahun 2025 yang akan berlangsung hingga akhir tahun, dengan anggaran sekitar Rp60 miliar dengan target mengidentifikasi potensi minerba dengan di dalamnya termasuk litium, dan juga Logam Tanah Jarang (LTJ).
"Kita memiliki potensi mineral kritis dan logam tanah jarang yang cukup besar. Selama ini belum termanfaatkan secara maksimal, padahal kebutuhan industri dalam negeri dan pengembangan teknologi hilirisasi sangat besar," ujar Yuliot.
Bagi Badan Geologi yang bertugas mengidentifikasi potensi sumber daya alam termasuk energi dan mineral, kerja sama ini membuka ruang kolaborasi lintas sektor yang semakin lebar untuk kegiatan eksplorasi sumber daya alam.