Pak Long Hanandjoeddin: Sosok Pemimpin Belitung yang Hidup di Hati Rakyat
Pak Long H.AS Hanandjoeddin mengenakan seragam Bupati Belitung--(Dok: Istimewa)
2. Tegas, Berani, Jujur, dan Sederhana
Ia adalah pemimpin yang memegang teguh prinsip. Tegas dalam mengambil keputusan, berani menghadapi tantangan, jujur dalam bertindak, dan sederhana dalam hidup. Empat karakter ini bukan hanya melekat pada dirinya, tetapi juga tercermin dalam kebijakan dan gaya kepemimpinannya.
Sebagai bupati Belitung kala itu , ia tidak pernah tergoda menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi. Ia memimpin dengan hati dan logika sehat, tidak menciptakan jarak antara dirinya dan rakyat.
3. Dekat dengan Rakyat tanpa Sekat
Hubungan Pak Long dengan masyarakat tidak dibatasi oleh protokol atau pagar birokrasi. Ia dikenal menginap di rumah warga setiap malam Jumat. Malam ini di Membalong, minggu depan di Manggar. Dari rumah ke rumah, ia mendengar langsung suara rakyatnya.
Kedekatan ini membuatnya mengetahui persoalan rakyat secara nyata. Ketika harga beras melonjak, ia tidak tinggal diam. Ia segera mencari solusi dan menenangkan rakyatnya. Pemimpin seperti ini adalah anugerah bagi sebuah daerah.
4. Visioner dan Melampaui Zaman
Dalam banyak hal, Pak Long terbukti lebih maju dari zamannya. Ia memiliki pandangan jauh ke depan dan selalu berpikir strategis untuk kemajuan Belitung. Hal-hal yang belum dipikirkan orang lain sudah menjadi bagian dari perencanaan kerjanya.
Ia tidak hanya menyelesaikan masalah hari ini, tetapi membangun pondasi untuk masa depan. Inilah ciri khas pemimpin visioner: bertindak untuk generasi berikutnya, bukan sekadar menuai popularitas sesaat.
5. Peduli Pendidikan dan Perjuangan Melawan Keterisolasian
Salah satu perhatian terbesar Pak Long adalah pendidikan. Ia menyadari bahwa masa depan Belitung ditentukan oleh kecerdasan dan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, ia menggagas pendirian Sekolah Tinggi Hukum Belitung, cabang dari Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang. Langkah ini membuat anak-anak Belitung tidak harus keluar daerah untuk kuliah.
Ia juga memperjuangkan agar masyarakat Belitung tak lagi hidup dalam keterisolasian, baik dari segi infrastruktur maupun akses terhadap dunia luar. Pak Long menginginkan Belitung sejajar dengan daerah lainnya, bukan hanya secara administratif tetapi juga secara intelektual.
6. Disiplin dan Tunduk pada Aturan
Sebagai perwira TNI, Pak Long sangat disiplin. Ia dikenal taat terhadap instruksi atasannya. Dalam satu kisah, ia mendapat tugas dari atasannya, Pak Leo, untuk menggunakan pesawat Dakota yang bahan bakarnya harus ia isi sendiri. Ia menerima tugas tersebut tanpa protes.
"Siap Panglima, perintah dilaksanakan," jawabnya tegas, (Andersen dan Sutrisno: 2021). Sikap ini menunjukkan bahwa ia memegang teguh disiplin sebagai prinsip hidup. Ia tidak hanya patuh pada aturan militer, tetapi juga membawa kedisiplinan itu dalam menjalankan roda pemerintahan sipil.