Kemenag Tekankan Pentingnya Literasi Digital di Sekolah Agama, Cegah Hoaks dan Kriminalitas
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kebijakan Publik, Media, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Ismail Cawidu (dua dari kanan) dalam temu media di Lombok, NTB, Minggu (9/11/2025)-Lintang Budiyanti Prameswari-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan pentingnya penguatan literasi digital di sekolah-sekolah berbasis agama untuk mencegah penyebaran hoaks dan menekan potensi tindak kriminal di lingkungan pendidikan.
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kebijakan Publik, Media, dan Pengembangan SDM, Ismail Cawidu, mengatakan rendahnya kemampuan digital pelajar membuat mereka lebih rentan terhadap informasi menyesatkan.
“Literasi digital itu bagaimana memberantas buta digital. Jika tidak, risiko terpapar hoaks meningkat dan bisa menjadi pemicu kriminalitas,” ujarnya di Lombok, NTB, Minggu.
Ia menjelaskan, semakin baik literasi digital seseorang, semakin kecil kemungkinannya menjadi korban informasi palsu maupun tindakan yang mengarah pada kejahatan.
BACA JUGA:Menkomdigi Resmikan 92 LPU PosIND untuk Dukung Penyaluran BLT
BACA JUGA:Mentan Amran Gandeng ITS Kembangkan Traktor Listrik dan Mekanisasi Pertanian
Kemenag, kata Ismail, akan memperkuat materi literasi digital pada sekolah-sekolah di bawah kewenangannya. Upaya ini juga selaras dengan kerja sama yang telah disepakati bersama Kementerian Komunikasi dan Digital untuk memperluas edukasi digital.
“Kami akan mendorong literasi digital agar menjangkau seluruh satuan pendidikan di lingkungan Kemenag,” tambahnya.
Selain itu, Ismail menyoroti peran media dalam membangun ruang informasi yang sehat. Ia berharap jurnalis mengedepankan pendekatan humanis dengan menampilkan nilai-nilai kemanusiaan dan kedamaian, terutama ketika masyarakat terpapar isu yang memicu konflik.
Ia menilai tokoh-tokoh agama dapat tampil sebagai figur inspiratif dalam menguatkan pesan moral dan memperkuat moderasi beragama di ruang publik.
“Mereka bisa menjadi teladan yang mengajarkan moralitas, kejujuran, dan kebaikan. Itu lebih bermakna bagi masyarakat,” ujar Ismail. (ant)