PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.COM – Kasus diabetes melitus di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terus meningkat berdasarkan data dinas kesehatan setempat.
Sepanjang 2023, Dinas Kesehatan Babel mencatat sebanyak 28.559 orang mengidap penyakit ini, angka yang cukup mengkhawatirkan. Salah satu faktor utama adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Babel, Andri Nurtito, jumlah penderita diabetes melitus hingga Triwulan I 2024 sudah mencapai 9.601 orang dan diprediksi terus bertambah hingga akhir tahun.
“Angka ini naik dibandingkan tahun 2022 sebanyak 28.555 orang dan jauh lebih tinggi dari 2021 dengan 26.672 kasus,” ujar Andri seperti dilansir dari Antara Babel, Minggu 1 Desember 2024.
BACA JUGA:Partisipasi Pemilih di Pilkada Babel 2024 di Bawah 60 Persen, Paslon 01 Menggugat?
BACA JUGA:KKP Ajak Generasi Muda Rutin Mengonsumsi Ikan sebagai Sumber Protein
Yang lebih mengejutkan, diabetes tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Penyebabnya? Andri menjelaskan bahwa ada dua faktor utama, yaitu keturunan (genetik) dan pola hidup yang tidak sehat.
“Kalau ada orang tua yang mengidap diabetes, anak mereka juga berisiko tinggi terkena penyakit ini,” jelasnya.
Namun, faktor terbesar yang menyumbang tingginya angka diabetes adalah gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan berlebihan tanpa diimbangi olahraga.
“Inilah yang terus kami edukasikan ke masyarakat, pentingnya menjaga pola makan dan aktivitas fisik yang cukup,” tambah Andri.
BACA JUGA:Pelaku Pembunuhan Sadis Istri dan Bayi Akhirnya Ditangkap, Suami Sempat Kabur
BACA JUGA: DPRD Babel Sahkan APBD 2025 Sebesar Rp2,5 Triliun
Pentingnya Gaya Hidup Sehat
Dinas Kesehatan Babel mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri. Beberapa langkah sederhana seperti rutin memeriksakan kesehatan, berolahraga, mengurangi konsumsi gula, dan berhenti merokok dapat membantu mencegah penyakit ini.
“Kesadaran akan gaya hidup sehat adalah kunci agar kita bisa terhindar dari diabetes dan penyakit berbahaya lainnya,” pesan Andri.