Di Tengah Ketidakpastian Global, Ekonomi RI Tetap Tumbuh dan Tangguh

Rabu 06 Nov 2024 - 22:29 WIB
Oleh: Yuniati Jannatun Naim

Sektor perdagangan juga tetap solid, mencatat tingkat pertumbuhan 4,82 persen yoy. Sektor-sektor yang berorientasi pada rekreasi, seperti transportasi dan akomodasi dan restoran, mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi masing-masing sebesar 8,64 persen yoy dan 8,33 persen yoy pada kuartal III-2024, didukung oleh acara-acara nasional dan internasional yang menonjol termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON), MotoGP, dan Forum Berkelanjutan Internasional.

BACA JUGA:High Context & Low Context, Mana Gaya Komunikasimu? (Catatan Perjalanan Program AFS 2024)

Menurut ekonom senior Bank Mandiri Reny Eka Putri, aktivitas domestik yang lebih kuat terhadap permintaan global menyebabkan permintaan impor meningkat sehingga terjadi kontraksi ekspor bersih.

Impor tumbuh lebih cepat daripada ekspor, menunjukkan permintaan domestik yang lebih kuat relatif terhadap permintaan global.

Impor melonjak dari 8,57 persen yoy pada kuartal II-2024 menjadi 11,47 persen yoy pada kuartal III-2024, didorong oleh peningkatan permintaan barang modal dan bahan baku akibat peningkatan aktivitas domestik. Sementara itu, ekspor tumbuh dari 8,28 persen yoy pada kuartal II-2024 menjadi 9,09 persen yoy pada kuartal III-2024.

Secara musiman, memang pertumbuhan kuartal IV biasanya lebih tinggi karena ada faktor perayaan Natal dan Tahun Baru yang mendorong konsumsi dan pada tahun ini juga akan diselenggarakan pilkada yang diharapkan juga dapat meningkatkan konsumsi.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh solid di kisaran 5 persen untuk sepanjang tahun 2024, terutama didukung oleh permintaan domestik.

RI Tetap tangguh

Kekhawatiran ketidakpastian seputar kebijakan ekonomi Pemerintahan baru Indonesia diperkirakan akan mereda pada kuartal IV-2024, seiring dengan keberpihakan Presiden RI Prabowo Subianto pada agenda propertumbuhan yang semakin jelas.

Meskipun ketidakpastian global baru-baru ini meningkat akibat sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang kurang dovish dan meningkatnya kemungkinan Donald Trump memenangi Pemilihan Presiden AS, jalur pemangkasan suku bunga kebijakan global, termasuk potensi penurunan BI-Rate, masih diantisipasi.

BACA JUGA:Mengoptimalkan Peran Bulog dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan

Menurut Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, perkembangan ini dapat mendorong peningkatan investasi langsung dan arus modal masuk, memberikan dukungan lebih lanjut untuk investasi sektor swasta.

Selain itu, langkah-langkah stimulus ekonomi yang signifikan dari Tiongkok mulai memberikan manfaat bagi perekonomiannya, yang pada gilirannya dapat memberikan dukungan bagi kinerja ekspor Indonesia.

Di dalam negeri, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tetap stabil, didukung oleh inflasi yang relatif rendah akibat pasokan makanan yang kembali normal. Musim liburan di sekitar Natal dan Tahun Baru akan mendorong permintaan dan mobilitas domestik di kuartal IV-2024.

Pengeluaran Pemerintah juga diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada akhir tahun, mengikuti pola pertumbuhan yang biasa terjadi dan mendapat dorongan tambahan dari pengeluaran yang terkait dengan Pilkada 2024.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 diproyeksikan untuk tetap tangguh, dengan perkiraan ekspansi sekitar 5,04 persen, turun tipis dari 5,05 persen pada 2023.

Ke depan, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan meningkat pada 2025, terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga yang kuat dan peningkatan aktivitas investasi. Sebaliknya, pertumbuhan belanja Pemerintah diperkirakan akan melambat, sementara ekspor neto cenderung stabil.

Kategori :