PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.COM - Akhir Oktober biasanya identik dengan cuaca yang mulai sejuk menjelang musim hujan, tapi di Bangka Belitung (Babel), teriknya matahari malah makin terasa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab cuaca panas yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Babel di akhir bulan Oktober 2024.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyatakan bahwa kondisi cuaca saat ini di berbagai daerah, terutama di Jawa (termasuk Jabodetabek) hingga Nusa Tenggara, didominasi oleh cuaca cerah dengan sedikitnya pertumbuhan awan, terutama saat siang hari.
Akibatnya, sinar matahari langsung menerpa permukaan bumi tanpa banyak terhalang awan, sehingga suhu udara di siang hari terasa sangat panas. “Suhu di luar ruangan pada siang hari memang terasa sangat terik,” ungkap Andri Ramdhani pada Senin, 28 Oktober 2024.
BACA JUGA:Top Skor SKD CPNS Kemenkumham Babel 2024, Ini Peserta dengan Nilai 478
BACA JUGA:Mentan Amran Ingatkan Pegawai Kementan Tidak Tergoda Tawaran Komisi Proyek
Saat ini, sebagian besar wilayah di selatan ekuator sedang memasuki periode peralihan musim serta sebagian musim kemarau pada periode akhir Oktober hingga awal November ini.
Akibatnya, cuaca cerah hingga berawan masih mendominasi pagi hingga siang hari, sementara hujan dengan karakter sporadis biasanya terjadi di sore hingga menjelang malam. Menurut Andri Ramdhani, kondisi ini bisa saja terjadi meskipun sudah memasuki bulan Oktober.
Di Jawa, awal musim hujan bervariasi, tetapi secara umum, diperkirakan musim hujan akan mulai pada akhir Oktober hingga awal November. Puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada Januari-Februari 2025.
“Ini juga yang membuat beberapa wilayah masih merasakan cuaca panas, meski di beberapa tempat sudah mulai sejuk akibat hujan yang sudah turun,” jelasnya.
BACA JUGA:3 Pimpinan DPRD Babel 2024-2029 Resmi Dilantik, Masih Tersisa 1
BACA JUGA:Didit Kunjungi Badan Penghubung Babel, Bahas Anggaran Tahun 2025
Sementara itu, BMKG sedang memantau keberadaan Siklon Tropis Trami, yang berpotensi memengaruhi dinamika atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia.
BMKG menginformasikan bahwa Siklon Tropis Trami diprediksi akan meningkatkan kecepatan angin, terutama di Kalimantan bagian timur dan utara, Sulawesi utara, serta Maluku Utara, dengan kecepatan mencapai lebih dari 25 knot (46 km/jam).
Siklon ini diperkirakan berada di Laut China Selatan dan membentuk area perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di Laut China Selatan, Laut Sulu, dan Laut Filipina. Selain itu, siklon tropis ini juga akan menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) di sekitarnya.