MANGGAR, BELITONGEKSPRES.COM – Meskipun bergelar guru ngaji, ternyata belajar itu tidak berhenti begitu saja. Hal ini juga berlaku untuk para guru ngaji di Kabupaten Belitung Timur (Beltim).
Sekretaris Daerah (Sekda) Mathur Noviansyah yang mewakili Pjs Bupati Beltim, Asmawa Tosepu, menekankan pentingnya para guru ngaji untuk terus menambah ilmu dan memperdalam pemahaman mereka, terutama dalam mengajarkan Al-Qur’an.
Saat membuka acara pembinaan guru ngaji di Ruang Satu Hati Bangun Negeri, Rabu, 23 Oktober 2024, ia menyebutkan bahwa guru ngaji memiliki semangat juang yang luar biasa dalam menyebarkan firman Allah SWT.
"Guru ngaji itu pahlawan dalam menjaga dan melestarikan ayat-ayat Al-Qur’an," ucap Sekda Mathur Noviansyah seperti dikutip dari rilis Diskominfo Beltim.
BACA JUGA:Tahun 2024 Ini Guru Ngaji di Beltim Dapat Insentif, Segini Besaran per Bulannya
BACA JUGA:10 Pengendara Terjaring Razia di Simpang Dispensasi Manggar, 14 Bayar Pajak di Tempat
Namun, meskipun mereka sudah berstatus guru, Mathur mengingatkan bahwa menambah pengetahuan itu penting agar kualitas pengajaran semakin baik.
"Nabi Muhammad SAW saja, yang paling fasih membaca Al-Qur'an, masih berguru pada Malaikat Jibril. Itu menunjukkan betapa pentingnya seorang guru," jelasnya.
Mathur juga menyoroti bahwa peran guru ngaji bukan sekadar mengajarkan cara membaca huruf-huruf Al-Qur'an. Ada hal-hal penting seperti tajwid, makhraj, dan tafsir yang harus diajarkan dengan tepat.
Oleh karena itu, peningkatan kompetensi bagi guru ngaji sangat diperlukan demi menciptakan generasi muda yang berkepribadian Qur’ani.
BACA JUGA:Pemkab Beltim Ajukan Raperda APBD 2025, Capai Lebih Dari Rp1 Triliun
BACA JUGA:Debat Pertama Pilkada Beltim 2024 Jadi Momen Krusial, Bagi Para Kandidat untuk Yakinkan Pemilih
Sebagai mantan Kepala Bappeda Beltim, Mathur memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan pelatihan ini. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa berlangsung secara berkelanjutan.
Terlebih lagi, di era teknologi yang terus berkembang, generasi muda semakin rentan terkena dampak negatif. Maka, guru ngaji yang berkualitas menjadi kunci dalam membentengi mereka dengan ilmu Al-Qur’an.
"Keberhasilan kita dalam menjaga generasi Qur'ani sangat bergantung pada kualitas kompetensi guru ngaji," tutup Mathur dengan penuh harapan.