Presiden Baru, Harapan Baru Menuju Indonesia Maju

Minggu 20 Oct 2024 - 21:50 WIB
Oleh: Marhadi

Selain itu tantangan untuk pertumbuhan ekonomi ini yaitu infrastruktur dan sumber daya manusia. Indonesia masih menghadapi masalah kualitas SDM yang tidak merata, dengan rendahnya pendidikan dan keterampilan di beberapa wilayah. Tingkat literasi digital dan keterampilan kerja di sektor-sektor teknologi dan industri juga masih rendah. Ini menjadi hambatan dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing nasional.

Isu energi juga menjadi tantangan. Sebagai negara berkembang, permintaan energi di Indonesia terus meningkat. Namun, sebagian besar kebutuhan energi masih dipenuhi oleh bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak. Peralihan ke energi terbarukan menjadi tantangan besar karena investasi yang diperlukan cukup besar. Dalam hal ini pemerintah perlu melakukan pengembangan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air untuk memastikan ketahanan energi, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung tujuan keberlanjutan.

Kedua, transformasi digital dan revolusi industri 4.0. Indonesia perlu segera menyesuaikan diri dengan revolusi industri 4.0 dan transformasi digital. Namun, tantangan yang dihadapi meliputi ketimpangan akses internet, rendahnya literasi digital, dan minimnya investasi dalam teknologi. Dalam hal ini Pemerintah harus meningkatkan infrastruktur digital untuk memungkinkan akses yang merata, termasuk di daerah-daerah terpencil, mengembangkan pendidikan teknologi dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja digital, serta mendorong inovasi dan pengembangan startup teknologi untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, ketahanan ekonomi dan ketergantungan global. Ketahanan ekonomi Indonesia masih rentan terhadap fluktuasi ekonomi global, terutama karena ketergantungan terhadap ekspor komoditas seperti minyak sawit, batu bara, dan minyak bumi.

BACA JUGA:Diplomasi untuk Kemanfaatan Ekonomi Indonesia Ala Joko Widodo

Tantangan ke depannya meliputi: diversifikasi ekonomi dengan memperkuat sektor-sektor lain seperti manufaktur, pariwisata, dan ekonomi digital; meningkatkan swasembada pangan dan energi untuk mengurangi ketergantungan pada impor, yang sering kali membuat ekonomi domestik rentan terhadap gangguan global; serta mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang dapat menjadi tulang punggung ekonomi di masa depan.

Ekonomi kreatif memiliki peran yang semakin penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Dengan potensi besar di berbagai sektor seperti seni, budaya, teknologi, dan pariwisata, ekonomi kreatif menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan inovatif.

Keempat, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Korupsi tetap menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Indonesia. Meski sudah ada lembaga seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), penegakan hukum yang tegas, adil, dan transparan masih menghadapi kendala besar, terutama di tingkat lokal.

Pada tahun 2020, skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia anjlok tiga poin di angka 37. Melorotnya skor IPK itu membuat peringkat Indonesia juga turun drastis dari posisi 85 ke 102 dari 180 negara. Indonesia tercatat pada peringkat yang sama dengan Gambia. Tren skor IPK Indonesia terus mengalami penurunan pada 2021 dan 2022. Pada 2021, Indonesia mendapatkan skor 38 atau naik satu poin dibandingkan tahun sebelumnya. Namun skor IPK Indonesia langsung anjlok empat poin di angka 34 pada 2022. Skor ini tidak berubah dan bertahan di tahun 2023 dan 2024.

BACA JUGA:Urgensi Program Makan Bergizi Gratis bagi Indonesia Emas 2045

Hal yang menjadi prioritas utama pemerintah adalah memperkuat KPK dan lembaga penegak hukum lainnya dalam memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme serta memperbaiki tata kelola pemerintahan agar lebih transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mencegah praktik korupsi.

Kelima, hubungan luar negeri dan peran Indonesia di kancah global. Sebagai negara dengan peran strategis di Asia Tenggara, Indonesia akan terus menghadapi tantangan dalam menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangga dan kekuatan global seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa. Situasi yang makin memanas di kawasan Timur Tengah menjadi persoalan yang akan berdampak pada perdagangan luar negeri dan ekspor dan impor minyak bumi.

Pemerintah ke depan perlu memastikan bahwa: kebijakan luar negeri Indonesia tetap bebas dan aktif, menjaga kepentingan nasional di tengah persaingan kekuatan global, memperkuat diplomasi ekonomi, memperluas pasar ekspor Indonesia, dan menarik lebih banyak investasi asing, serta bagaimana meningkatkan peran Indonesia dalam isu-isu global, seperti perubahan iklim, perdamaian dunia, dan keamanan maritim di kawasan.

Keenam, stabilitas politik dan demokrasi. Indonesia adalah negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, namun tetap menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas politik. Di masa depan, beberapa hal yang perlu diantisipasi meliputi: polarisasi politik yang semakin tajam akibat perbedaan ideologi, suku, agama, dan pandangan politik; ancaman radikalisme dan terorisme, baik dari dalam maupun luar negeri; perlunya reformasi sistem pemilu untuk memperkuat partisipasi politik yang lebih inklusif dan mencegah politik uang, serta peran media sosial yang dapat mempengaruhi dinamika politik dan potensi penyebaran informasi yang tidak akurat.

BACA JUGA:Optimalisasi Pemanfaatan Dana Bagi Hasil untuk Kesetaraan Pembangunan

Harapan Baru Indonesia Maju

"Harapan Baru Indonesia Maju" adalah sebuah konsep yang menggambarkan visi besar Indonesia untuk menjadi negara yang lebih makmur, berdaya saing tinggi, dan sejahtera. Di bawah pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Indonesia memiliki peluang untuk mewujudkan harapan ini melalui sejumlah strategi dan kebijakan yang ditujukan untuk memperkuat pembangunan nasional di berbagai sektor. Dengan membentuk kabinet besar diyakini Prabowo akan mampu membawa Indonesia menuju lebih baik.

Kategori :