TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.COM - PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung (Babe) mengajak wartawan mengunjungi Gardu Induk (GI) Dukong, dalam rangkaian media gathering Tahun 2024.
Dalam kunjungan, para jurnalis Babel diajak melihat langsung Gardu Induk (GI) Dukong, Tanjungpandan Belitung yang berkapasitas 2 x30 MVA dengan rata-rata beban sekitar 27 MW.
Manager PLN Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk Belitung, Teddy Mardona mengatakan, gardu induk PLN di Belitung ada 3 gardu induk yakni Suge, Dukong dan Manggar.
Gardu induk itu beroperasi dengan kapasitas trafo total sebesar 180 MVA dan kapasitas tersebut dipastikan dalam keadaan normal dan andal untuk melayani kebutuhan pelanggan di wilayah Belitung.
Teddy Mardona menyebutkan, GI Dukong memiliki kapasitas trafo 2x30 MVA dengan beban distribusi rata-rata mencapai 27 MW. GI Dukong mempunyai peranan penting dalam sistem kelistrikan di Belitung, sebab menyuplai hampir 50 persen kebutuhan listrik.
BACA JUGA:Puncak Dies Natalis ke-21, Kopi 'Kuale Malong' SMAN 1 Membalong Siap Go Nasional
"GI Dukong ini menerima transferan energi dari Gi Suge sehingga tempat transitnya dan mendistribusikannya ke rumah-rumah. Jadi perannya paling penting di Belitung, meskipun pasokan dari Suge lancar, jika di Dukong terjadi masalah, maka seluruh sistem akan terganggu," jelasnya.
Menurut Teddy, dalam pendistribusian listrik dari pembangkit utama di GI Suge dan GI Dukong memiliki pola operasi secara remote dan bisa dikendalikan dari jarak jauh yaitu dari ULTG Belitung.
"Kondisi kelistrikan di Gi Dukong aman, namun gangguan listrik di wilayah Belitung sering disebabkan oleh faktor eksternal seperti cuaca, terutama petir, serta gangguan dari hewan liar," seburnya.
Maka, guna ntuk mengatasi masalah itu, pihak PLN telah menerapkan berbagai proteksi guna mencegah gangguan agar tidak menyebar dan mempengaruhi aliran listrik di wilayah lainnya.
BACA JUGA:Kasus Korupsi Lapangan Bola, Mantan Lurah Paal Satu Divonis 1 Tahun Penjara
"Proteksi telah kami lakukan, saat ini tingkat gangguan telah menurun, terutama gangguan dari hewan, seperti ular dan monyet dan kami telah memasang alat perangkap hewan untuk mengurangi risiko ini," paparnya.
Teddy melanjutkan, selain melakukan upaya proteksi teknis, PLN juga proaktif dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar agar tidak melakukan aktivitas berbahaya di sekitar area tower listrik.
Oleh karena itu, ia menyebutkan bahwa pentingnya menjaga jarak aman yakni sekitar 50 meter dari tower untuk mencegah gangguan kelistrikan yang dapat membahayakan masyarakat.
Ia memaparkan, potensi gangguan lainnya adalah aktivitas tambang yang dilakukan di dekat tower. Sebab dikwatirkan tower itu bisa roboh sehingga memakan waktu lama untuk memperbaiki dan tentu sangat berbahaya bagi masyarakat.