Dampak Ekonomi MotoGP Mandalika 2024: Untung atau Buntung?

Sabtu 12 Oct 2024 - 20:26 WIB
Oleh: Nethaniel Kenneth Kristianto

MotoGP Mandalika telah sukses dilaksanakan pada 27 September hingga 29 September 2024 lalu. Balapan berlangsung menarik dan cuaca sepanjang akhir pekan di Mandalika pun cerah. Pada balapan di hari Minggu, Jorge Martin berhasil memenangkan balapan dengan keunggulan 1,4 detik dari Pedro Acosta yang menempati urutan kedua. Juara dunia MotoGP tahun 2022 dan 2023, Francesco Bagnaia, melengkapi podium dengan selesai di posisi 3 usai Enea Bastianini terjatuh di tikungan pertama ketika balapan menyisakan 7 putaran lagi.

Dorna Sports sebagai pemegang hak komersial MotoGP mencatat jumlah penonton sepanjang akhir pekan MotoGP Mandalika pada tahun 2024 mencapai 121.252 orang. Jumlah penonton tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan akhir pekan MotoGP Mandalika tahun 2022 dan 2023 yang jumlahnya hanya mencapai 102.801 orang pada tahun 2022 dan 102.929 pada tahun 2023. Peningkatan jumlah penonton ini tentunya membawa dampak yang positif bagi perekonomian di Lombok. 

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi, kenaikan harga diatur dengan batas maksimal tiga kali lipat dari harga normal untuk akomodasi di lokasi-lokasi utama. Sebelumnya isu harga akomodasi yang mahal saat penyelenggaraan MotoGP Mandalika menjadi sorotan. 

BACA JUGA:Kemenkeu Mengajar 9: Strategi Pendidikan Keuangan untuk Generasi Muda Indonesia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengakui bahwa tingginya harga akomodasi banyak dikeluhkan masyarakat. Mahalnya harga penginapan di sekitar sirkuit, kata dia, membuat masyarakat lebih memilih menonton MotoGP di negara lain. Namun faktanya, banyaknya penonton pada MotoGP Mandalika 2024 lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penonton MotoGP Mandalika tahun 2022 dan 2023. 

UMKM dan warga lokal disekitar lokasi sirkuit pun menerima banyak dampak positif. Berdasarkan data dari Mandalika Grand Prix Association, total ada 800 UMKM lokal yang terlibat selama gelaran MotoGP Mandalika lalu dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2750 orang. UMKM tersebut terdiri dari kuliner, cenderamata, hingga baju daerah setempat. Bahkan Omzet keseluruhan UMKM yang terlibat dalam MotoGP Mandalika 2024 lalu mencapai 4,8 Triliun.

Salah satu tujuan pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan MotoGP Indonesia yang diadakan di Sirkuit Mandalika, Lombok adalah untuk meningkatkan perekonomian Indonesia pasca pandemi Covid-19 dan juga untuk memperkenalkan pariwisata Indonesia ke seluruh kancah dunia. Pemerintah Indonesia juga ingin memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal setempat untuk mempromosikan kebudayaan mereka agar dapat menarik perhatian dari wisatawan asing. 

BACA JUGA:Pemulihan Geopark Belitong: Cara Mencegah Pencabutan Status UNESCO

Tujuan itu berhasil diwujudkan dan tercapai, karena banyak wisatawan asing menonton MotoGP Mandalika sekaligus untuk berlibur di Indonesia. Para pembalap dan staff yang terlibat dalam penyelenggaraan MotoGP pun banyak yang memanfaatkan gelaran MotoGP Mandalika sekaligus untuk berlibur di Indonesia. Para wisatawan asing sangat menikmati keindahan yang ada di Lombok dan tertarik dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Hal itu merupakan salah satu faktor penting yang membuat omzet para UMKM di sekitar Sirkuit Mandalika naik berkali-kali lipat selama gelaran MotoGP Mandalika 2024 lalu.

Namun tentunya Pemerintah Indonesia juga ingin mendapatkan keuntungan dari gelaran MotoGP Mandalika untuk menambah pemasukan negara. Total APBN yang digunakan untuk membangun Sirkuit Mandalika adalah 2,4 Triliun, tetapi BUMN melalui PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengelola Sirkuit Mandalika malah merugi sebesar 50 miliar pada tahun 2023 lalu.

Hal itu disebabkan karena ITDC harus menanggung biaya operasional, biaya pemeliharaan, biaya beban utang, hingga penyusutan aset. Selama penyelenggaraan, pendapatan ITDC berasal dari tiket penonton dan juga sponsor selama akhir pekan penyelenggaraan MotoGP Mandalika. Namun, hal itu tidak cukup untuk menutup biaya operasional serta biaya pemeliharaan yang diperlukan.

BACA JUGA:Peran Gen Z di Pilkada Belitung 2024: Dari Teknologi ke Etika Digital

Pemerintah Indonesia harus melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap penyelenggaran MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika. Walaupun dapat memberikan dampak positif yang begitu besar bagi masyarakat dan UMKM setempat, tetapi ITDC sebagai pengelola Sirkuit Mandalika sendiri mengalami kerugian yang begitu besar karena tidak mampu memenuhi biaya operasional dan pemeliharaan sirkuit. 

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga harus dapat berkolaborasi dengan ITDC, Kementerian BUMN, Dorna Sports, dan juga masyarakat setempat untuk dapat berdialog agar dapat memecahkan permasalahan ini. Penyelenggaraan MotoGP Mandalika merupakan salah satu wadah ekonomi baru bagi Bangsa Indonesia. Maka sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, sudah menjadi kewajiban untuk turut serta dalam mendukung penyelenggaraan MotoGP Mandalika. 

*) Nethaniel Kenneth Kristianto, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Kategori :