BELITONGEKSPRES.COM - Christine Ferliana dan Cindy Marcella Putri, duo ganda putri tenis meja asal Jawa Timur, menarik perhatian publik karena uniknya hubungan mereka sebagai pasangan ibu-anak dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024.
Christine, seorang atlet tenis meja berusia 42 tahun yang sudah berpengalaman di kancah olahraga nasional, tampil bersama putri sulungnya, Cindy, yang baru berusia 20 tahun dan tengah naik daun sebagai atlet muda berbakat dari Jawa Timur.
Meski mereka berbeda generasi, kolaborasi keduanya menciptakan harmoni yang kuat di lapangan.
"Ini adalah PON kedua bagi kami setelah sebelumnya berkompetisi di Kejuaraan Nasional," ujar Christine, saat ditemui di Medan. Kejuaraan Nasional tersebut merupakan kompetisi penting yang diadakan setelah Babak Kualifikasi PON XXI.
BACA JUGA:Gol Sundulan Gabriel Magalhaes Membawa Arsenal Menang 1-0 atas Tottenham
BACA JUGA:Inter Miami Kian Dekat dengan Gelar MLS, Messi Sumbang 2 Gol ke Gawang Philadelphia
Bagi Cindy, ini merupakan debutnya di PON, sementara bagi sang ibu, ini menjadi penampilan keenamnya di ajang bergengsi ini.
"Senang sekali bisa bermain dengan mama, apalagi ini PON pertama bagi saya," ujar Cindy, yang mengaku banyak mendapat manfaat dari bimbingan langsung ibunya.
Bagi Cindy, bermain dengan ibunya bukan hanya soal kerjasama di lapangan, tetapi juga pembelajaran yang berharga. "Karena mama sudah sering ikut PON, jadi dia bisa membimbing saya, terutama di awal-awal kompetisi," jelas Cindy.
Christine pun mengakui sering memberi arahan tegas kepada putrinya selama pertandingan. "Memang saya lebih cerewet karena ingin memberikan yang terbaik. Tapi itu demi hasil maksimal," ungkap Christine sambil tersenyum.
BACA JUGA:Erick Thohir: PSSI Akan Charter Pesawat untuk Timnas Hadapi Kualifikasi Piala Dunia 2026
BACA JUGA:Real Madrid Rebut Posisi Kedua La Liga Usai Kalahkan Real Sociedad 2-0 Lewat Penalti
Perjalanan mereka di PON Aceh-Sumut cukup menarik. Setelah berhasil mengalahkan pasangan ganda putri dari Lampung, Yosi Dewantari dan Huliatul Asyiroh Mughni dengan skor telak 3-0 di babak 16 besar, perjuangan mereka harus terhenti di perempat final.
Mereka kalah dramatis melawan pasangan Bali, Devi Yanti Nurrahman dan Ni Ketut Devinta Maharani, dalam pertandingan lima set yang berakhir dengan skor 12-10 pada set terakhir, setelah sempat terjadi deuce pada kedudukan 10-10.
Meski tak berhasil meraih medali di nomor ganda, pasangan ibu-anak ini sebelumnya sudah berjaya di nomor beregu putri. Mereka, bersama Siti Aminah dan Dwi Oktaviani Sugiarto, sukses menyabet medali perak untuk tim Jawa Timur.