BELITONGEKSPRES.COM - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan laju inflasi komoditas beras terkendali karena penyaluran bantuan beras sejak Januari 2024 hingga Agustus 2024.
Meski begitu, upaya menyiapkan langkah-langkah yang tepat sasaran tetap di prioritaskan oleh pemerintah agar terus berjalan dengan baik.
Dalam rentang waktu 8 bulan berjalan, komoditas beras mengalami 5 kali inflasi yakni Januari, Februari, Maret, Juli dan Agustus. Sedangkan 3 bulan mengalami deflasi yakni April, Mei, Juni.
Data Bapanas tentang realisasi penyaluran beras per 31 Agustus 2024 mencatat tahap pertama sebanyak 658.052 ton, tahap kedua sebanyak 653.188 ton dan tahap ketiga sebanyak 206.768 ton.
BACA JUGA:37,17 Persen Kredit Macet P2P Lending Berasal dari Gen Z dan Milenial, OJK Beri Peringatan
BACA JUGA:Perum Bulog Minta Keputusan Penugasan Impor Beras 2025 Dipercepat
Besaran bantuan yang diberikan sebanyak 10 kilogram per Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Penyaluran melalui desa-desa dengan daftar penerima tetap.
Ada 5 langkah pemerintah dalam penyaluran bantuan beras. Pertama, memetakan kelompok penerima bantuan menggunakan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE).
Kedua, melakukan sosialisasi program bantuan beras kepada masyarakat hingga tingkat desa.
Ketiga, melakukan distribusi beras bantuan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Empat, mengawal dan mengawasi proses distribusi agar bantuan tepat sasaran.
BACA JUGA:Bapanas Berupaya Tingkatkan Cadangan Beras, Target 2 Juta Ton di di Akhir Tahun 2024
BACA JUGA:Kemendagri Desak Bulog Kendalikan Harga Beras yang Melebihi HET
Kelima, memastikan lokasi/titik distribusi bantuan dekat dengan penerima bantuan.
"Intervensi pemerintah melalui bantuan pangan beras terbukti efektif menahan laju inflasi pangan di Indonesia, terutama beras," ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo.