BELITONGEKSPRES.COM - September 2024, Indonesia harus menghadapi deflasi yang sudah berlangsung selama 4 bulan terakhir. Kondisi ini merupakan kabar buruk karena juga disertai kontraksi PMI manufaktur.
Kondisi ini juga menjadi anomali dalam sejarah perekonomian Indonesia sejak krisis moneter di tahun 1999 atau 25 tahun lalu, penghujung orde baru.
Adapun 10 wilayah di Indonesia yang mengalami deflasi terdalam berdasarkan data BPS bulan Agustus yang dirilis awal September 2024 ini.
Di antaranya Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT, Maluku dan Papua Tengah.
BACA JUGA:Pemerintah Jaga Stabilitas Harga Pangan untuk Lindungi Konsumen dan Petani
BACA JUGA:Dampak Buruk Penggunaan Earphone Berlebihan Bukan Hanya Gangguan Pendengaran
Deflasi yang berturut-turut telah memicu kekhawatiran pasar bahwa stabilitas inflasi yang terlalu rendah merupakan indikasi melemahnya daya beli masyarakat. Jika terus dibiarkan maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.
Bagi investor, deflasi bisa jadi penurunan nilai investasi mereka seperti saham dan obligasi. Ketika investasi mengalami penurunan maka nilai aset pun ikut tergerus.
Panjangnya deflasi juga membuat keuntungan semakin kurang dan cadangan menipis. Hal ini memaksa perusahaan menjual barang atau produk mereka dengan harga lebih rendah.
Dikutip dari laman djpb.kemenkeu.go.id, deflasi terjadi karena kekurangan jumlah uang beredar yang menyebabkan daya beli masyarakat menjadi turun.
BACA JUGA:Kementerian Agama Buka Peluang Beasiswa Non-Degree untuk Santri ke Luar Negeri
BACA JUGA:Kerugian Akibat Investasi Ilegal Tembus Rp139 Triliun, OJK Perkuat Upaya Pencegahan dan Literasi
Beberapa penyebab terjadinya deflasi adalah masyarakat lebih menahan uang atau cenderung menyimpan uang di bank, kurangnya permintaan barang sementara produksi terus meningkat dan berkurangnya penghasilan masyarakat sehingga uang cash tidak banyak beredar.
Meski begitu, deflasi tidak selamanya berarti negatif. Seperti artikel yang ditulis dalam laman sahabat.pegadaian.co.id, deflasi ternyata juga memberikan dampak positif diantaranya harga barang atau jasa lebih terjangkau, mata uang negara menguat, masyarakat lebih terdorong untuk menabung dan munculnya gaya hidup frugal living.
Namun, prinsip inflasi dan deflasi dapat dikelola dengan memiliki aset berharga seperti emas. Laman pegadaian.co.id menyarankan agar masyarakat bisa memanfaatkan Pegadaian untuk menabung emas karena lebih praktis dan aman.