BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) memiliki potensi besar untuk meningkatkan konsumsi produk perikanan dan kelautan di Indonesia.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo, mengungkapkan pentingnya kolaborasi dalam penyerapan produk perikanan melalui program ini. “Potensi penyerapan produk perikanan sangat besar, dan kita harus bekerja sama untuk mewujudkannya,” ujarnya di Jakarta, Senin.
Untuk memastikan pelaksanaan program MBG berjalan optimal, KKP berencana melakukan kurasi terhadap pelaku usaha.
Ini bertujuan agar mereka memenuhi standar pengolahan yang ditetapkan oleh lembaga seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Kami akan memastikan pelaku usaha UMKM memenuhi standar pengolahan yang ditetapkan,” tambah Budi.
BACA JUGA:Saksi Kasus Korupsi Timah, Bukti Baru Ungkap Peran Penting Harvey Moeis
BACA JUGA:Sri Mulyani Sebut Utang Indonesia Relatif Terkendali di Tengah Ketidakpastian Global
Dia menjelaskan bahwa program ini akan meningkatkan asupan protein masyarakat melalui berbagai cara, termasuk penyajian ikan secara segar, olahan, atau bahan-bahan terfortifikasi protein. “Ikan merupakan sumber protein yang sangat baik. Kami akan memanfaatkannya untuk mendukung program MBG ini,” kata Budi.
KKP berharap dengan meningkatnya konsumsi produk perikanan melalui MBG, asupan protein masyarakat Indonesia dapat melebihi negara tetangga dan negara maju lainnya. “Kami ingin menjadikan ikan sebagai bagian penting dari asupan protein masyarakat, berkontribusi pada pembentukan generasi emas Indonesia,” ungkap Budi.
Dia juga menambahkan bahwa program ini tidak hanya akan meningkatkan kecerdasan masyarakat tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi. “Penyerapan produk perikanan dalam program ini akan membantu ekonomi dan memasyarakatkan konsumsi ikan,” ujarnya.
Sebagai tambahan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pada 2025, program MBG akan diperluas untuk mencakup tidak hanya siswa sekolah tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
BACA JUGA:Diskon Menarik HP Samsung Galaxy S24 dan S23 di Awal September 2024
Dengan alokasi anggaran sekitar Rp71 triliun, atau 0,29 persen dari produk domestik bruto (PDB), program ini bertujuan untuk meningkatkan kecukupan gizi, mencegah stunting, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Program ini juga diperkirakan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi sebesar 0,10 persen melalui penyerapan 820.000 pekerja dari UMKM terkait. (ant)