Prestasi yang dicapai Desa Wisata Cemaga Tengah hingga mendapatkan penghargaan ADWI tidak lepas dari dukungan Dinas Pariwisata Pemkab Natuna yang telah memberikan bantuan sarana dan prasarana di objek wisata itu sejak 2022. Selain itu, Pemkab Natuna selama ini terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Kemenparekraf.
BACA JUGA:Resiliensi Gregoria yang Berbuah Manis di Paris
Dukungan lain yang diberikan oleh Pemkab Natuna terhadap pengembangan Desa Wisata Cemaga Tengah adalah kegiatan pelatihan mengenai pemandu wisata dan pengelolaan penginapan kepada masyarakat setempat.
Pelatihan itu dilakukan 2021-2024, dengan peserta yang berbeda setiap tahunnya. Artinya, jika di tahun sebelumnya, seseorang telah mengikuti pelatihan, maka tahun berikutnya giliran peserta lain yang belum pernah ikut, sehingga ada pemerataan akses untuk pengetahuan mengenai hal yang dilatihkan.
Tidak hanya di desa wisata itu, pelatihan-pelatihan mengenai kepariwsiataan juga diberikan kepada masyarakat di desa lainnya.
Ajang internasional
Sejalan dengan peningkatan sarana dan prasarana, Pemkab Natuna juga semakin menggiatkan program wisata olahraga atau sport tourism bertaraf nasional dan internasional, antara lain Natuna Geopark Marathon, Geopark Ride, Lomba Mancing Tradisional dan Parade Jetsky.
Untuk lomba sepeda, atau Natuna geopark ride, salah satu lokasi pemberhentian para pesepada berada di Pantai Batu Kasah. Tujuannya untuk memperkenalkan objek wisata di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Rahasia Sukses Koperasi Besar Dunia
Pemkab Natuna sengaja mengadakan kegiatan wisata olahraga yang dinilai merupakan pangsa pasar yang seksi, sebab memiliki banyak peminat yang berasal dari kalangan komunitas. Natuna diyakini menjadi salah satu wilayah yang cocok untuk menerapkannya sebab memiliki arena yang dibutuhkan, dari aspek daratan, perairan, maupun angkasa.
Tiket maskapai
Upaya lain yang dilakukan oleh Pemkab Natuna, khususnya dalam peningkatan kunjungan wisatawan, adalah berupaya menurunkan harga tiket pesawat yang saat ini dinilai terlalu tinggi yakni mencapai 2-3 juta rupiah untuk sekali berangkat. Tingginya harga tiket diduga akibat kurangnya penerbangan dari dan ke Natuna.
Adapun hal yang dilakukan oleh Pemkab Natuna yakni dengan memasifkan koordinasi dan kunjungan ke Kementerian terkait serta beberapa maskapai penerbangan. Terbaru, Pemkab Natuna kembali berkoordinasi dengan Menparekraf upaya penurunan tiket maskapai itu.
BACA JUGA:Pompanisasi Untuk Ketahanan Pangan Nasional
Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna menyadari bahwa penyebab belum maksimalnya kunjungan wisatawan ke daerah itu dikarenakan harga tiket pesawat.
Transportasi udara menjadi penting untuk mengangkut wisatawan ke Natuna, karena jika menggunakan transportasi laut membutuhkan waktu paling cepat dua hari dari Tanjungpinang, Ibukota Provinsi Kepri, ke Pulau Natuna.