JAKARTA - Lalu lalang kendaraan masyarakat menyambut hari nan suci Idul Fitri 2024 begitu terasa meriah, terlebih beberapa hari jelang Lebaran yang ditetapkan Pemerintah pada Rabu, 10 April 2024. Mobilitas masyarakat di sejumlah wilayah terpantau tinggi untuk sekadar persiapan merayakan Lebaran, seperti belanja makanan, pakaian, hingga bersiap melakukan perjalanan pulang kampung alias mudik.
Perayaan khas Indonesia yang ditandai dengan perjalanan dari kota rantau menuju kampung asal menyuguhkan beragam cerita ini, pada Lebaran 2024 diproyeksikan terdapat sebanyak 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari total penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan mudik.
Kementerian Perhubungan memprediksi perjalanan tersebut berdasarkan pemetaan dari tanggal-tanggal libur yang ditetapkan. Berdasarkan survei yang dilakukan Kemenhub, perjalanan tersebut didominasi perjalanan mudik sebanyak 52 persen untuk berlebaran di kampung halaman, disusul 35,2 persen melakukan tradisi mengunjungi sanak saudara di kampung, serta 10,6 persen memanfaatkan waktu libur Lebaran untuk berkunjung ke tempat wisata.
Bila menilik hasil survei pada 2023, potensi pergerakan masyarakat pada momentum Lebaran mencapai 123,8 juta orang, sementara tahun ini mengalami kenaikan signifikan.
BACA JUGA:Ganjar-Mahfud Akan Bertemu Ketum PDIP Megawati Minggu Depan
BACA JUGA:PDIP Bersiap Ajukan Gugatan Putusan MK ke PTUN, Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Sektor parekraf
Dengan proyeksi pergerakan yang besar pada Lebaran tahun ini, perputaran ekonomi selama libur yang ditetapkan selama 10 hari ini juga diprediksi bakal berdampak secara ekonomi di berbagai daerah. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahkan menakar proyeksi perputaran ekonomi di sektor parekraf mencapai Rp276,1 triliun.
“Potensi sektor parekraf ini sendiri pada saat ini mencapai insya Allah Rp276,1 triliun,” ujar Deputi Bidang Kajian Strategis Kemenparekraf Dessy Ruhati.
Dengan kesempatan waktu libur yang cukup untuk istirahat dari hiruk pikuk aktivitas pekerjaan, para pemudik ataupun masyarakat pada umumnya bakal membanjiri tiga besar destinasi wisata yang ada di Jawa Tengah sebesar kurang lebih 61,6 juta jiwa serta Jawa Barat 37,6 juta serta Jawa Barat sebanyak 32 juta orang dengan dominasi pelaku perjalanan dari Jawa Timur, Jabodetabek, dan Jawa Tengah menggunakan kereta api , bus, mobil pribadi, hingga sepeda motor.
Para pelaku perjalanan itu pun diperkirakan membanjiri sejumlah destinasi wisata dengan preferensi meliputi danau atau pantai, pusat kuliner, pegunungan atau agrowisata, taman rekreasi, kebun binatang, hingga pusat perbelanjaan.
Lewat perayaan besar ini, sektor parekraf diperkirakan mampu menyumbangkan 5 persen terhadap perekonomian nasional pada kuartal I dan II 2024. Hal ini tentu saja tak lepas dari melonjaknya kebutuhan akan uang tunai yang meningkat sebesar 4,65 persen dibandingkan dengan realisasi pada 2023.
BACA JUGA:Permohonan Timnas AMIN, Yusril: Dipenuhi Narasi dan Asumsi Berlebihan
BACA JUGA:TPN Ganjar-Mahfud Minta MK Diskualifikasi Paslon Nomor Urut 2, Minta PSU Pada 26 Juni
Meningkatnya angka konsumsi masyarakat juga didukung oleh kehadiran Pemerintah lewat bantuan dana sosial (bansos) yang telah digelontorkan dalam rentang waktu Juni 2024 serta bantuan langsung tunai yang telah disalurkan sejak Januari hingga Maret 2024. Sementara, khusus untuk aparatur sipil negara (ASN), Pemerintah juga telah mengucurkan tunjangan hari raya (THR) sebesar 100 persen.